"Ada," bantah Sam dengan sengit. Matanya membeliak. "Kamu lebih peduli pada bahasa Indonesia daripada perasaanmu. Apa kamu mau menjomlo seumur hidup?"
"Jodoh seperti kematian. Ketentuan Tuhan!"
"Giliran kepepet, Tuhan kamu bawa-bawa."
Aku tertawa. "Tuhan memang ada dalam seluruh sendi kehidupan!"
"Kampret!"
"Jadi ikut demonstasi?"
"Jadi," tandas Sam. "Kalau tidak ada alangan yang mengadang!"
Aku mengacungkan jempol, dia tertawa sambil menepuk dada.
(Bersambung)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!