Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Di Balik Pintu Suaramu Geritau

17 April 2018   10:04 Diperbarui: 18 April 2018   22:53 2592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Vladimir Sokoloaev (@kulturtava)

Di balik pintu suaramu geritau. Apa kamu tak tahu
sekarang jam berapa? Aku pura-pura tuli dan kembali
mengetuk. Di balik pintu suaramu menggeritap. Laku
macam apa kamu mendadak tuli?

Sebelum pergi, tadi pagi, kita pertanyakan tahu
dan laku. Setelah kembali, masih kau persoalkan.
Aku cuma butuh kaubuka pintu. Jika setelahnya
ada rentang pelukan atau bentang makian, itu
nasibku. Apa pedulimu?

Tahu dan laku harus padu. Katamu tadi. Aku ingat.
Tahu aku rindu, aku mendatangimu. Itu laku yang
kutahu. Tetapi apakah cukup bagimu, rindu sebagai
alasan membuka pintu? Bagiku, rindu ini cukup
sebagai alasan berkali-kali datang padamu.

Tahu dan laku harus satu. Kataku tadi. Moga-moga
kamu mengingatnya. Tahu aku datang, cepat-cepat
kaubuka pintu. Itu laku yang kutahu. Tetapi apakah
cukup kaubuka pintu bagiku, sementara dadamu
didesak dan disedak rindu? Bagiku, rindu ini cukup
cakap sebagai balasan atas kemarahan tak perlu.

Di balik pintu suaramu menghilang. Aku tidak tahu
apa ini hidup sisa-sisa atau hidup sia-sia. Kuharap,
bukan sisa-sisa hidup apalagi sia-sia hidup. Kubawa
|rindu bagimu. Suaramu masih hilang. Seolah pintu
kamar kita bisa meredam suara dan kemarahan.

Aku berbisik ke daun pintu. Kekasih, pintu tak pernah
bertanya kenapa ia ditutup padahal nanti dibuka lagi.
Kau menggerunyam. Aku juga begitu. Tak pernah
bertanya mengapa kamu pergi kemudian pulang lagi.

2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun