Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cara Membaca Materi Penyebab Polusi Udara (PM2.5) di Tempatmu

12 September 2025   09:59 Diperbarui: 12 September 2025   22:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di puncak musim kemarau ini, materi polutan penyebab polusi udara makin bertambah dengan adanya badai debu yang beterbangan di jalanan akibat tiupan angin dan panasnya cahaya Matahari yang luar biasa di jalanan. 

Badai debu bisa menambah tingginya prosentasi polusi udara di tempatmu. Apalagi jika Anda saat ini sedang bekerja di jalan dan industri, penumpang/sopir kendaraan dan tinggal di kota-kota. 

Materi terbanyak sebagai penyumbang polusi udara di musim kemarau adalah Materi partikulat.

Sumber: Aplikasi Cuaca.
Sumber: Aplikasi Cuaca.

Materi partikulat berisi campuran yang sangat kompleks dari antara berbagai partikel padat dan cair mikrokosmos yang tersuspensi di udara, seperti: debu, jelaga, asap dan kabut. 

Materi ini berasal dari asap dari knalpot, asap industri, debu jalanan dan asap pembakaran hutan. Umumnya berdiameter di bawah 2,5 micron.

Materi partikulat PM2.5 berdampak pada penyakit kardiovaskular, gangguan pernafasan, kanker paru-paru dan gangguan lingkungan hidup.

Sumber: Aplikasi Cuaca.
Sumber: Aplikasi Cuaca.

Berikut Cara Melihat Indeks PM2.5

Sumber: Aplikasi Cuaca.
Sumber: Aplikasi Cuaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun