Jika tanpa kontrak yang jelas antara penyewa dan pemilik platform Website, gerakan literasi digital di blog pada satu sisi hanya akan menguntungkan pemilik platform, bukan penulisnya.
Jika semua penulis membeli dan menyewa Website, maka yang akan menjadi kaya, bukan penulisnya, tetapi para pemilik Platform. Penulisnya meskipun menulis artikel selama 1 juta artikel, atau mendesain Website sedemikan indah, namun tiap tahun dia harus membayar biaya sewa secara rutin.
Penulis atau penyewa Website malah terjebak dalam pilihan yang rumit: mau berhenti, hanya sudah terlanjur telah menulis banyak artikel, atau tetap maju hanya biayanya makin tinggi. Sebagai penyewa dan penulisnya, Anda seperti bekerja untuk pemilik platoform itu.
Dalam dunia literasi digital, terjadi persaingan antara penulis dan pemilik platform. Penulis yang melakukan literasi digital sering mengeluarkan lebih banyak dana, tenaga, pikiran dan biaya. Sedangkan pemilik platform biasanya menerima pembayaran dari penyewa atau penulis. Uang utama yang dipungut pemilik Platfom adalah biaya tahunan yang makin tahun makin bertambah.
Untuk biaya pembuatan domain.com, sekarang Anda harus menyiapkan uang senilai sekitar Rp 500.000. Jumlah itu belum ditambah dengan jumlah biaya tahunan dan biaya up grade. Biasanya secara lambat, pemilik platfom akan menaikan biaya tahunan secara berangsur-angsur, makin tahun bertambah biaya sewa platform tersebut.
Pengalaman saya menyewa hosting domain.com pada tahun pertama biaya sewa tahunan Rp 350 ribu. Dalam satu tahun berikutnya bertambah sekitar seperempatnya setiap tahun.
Pada tahun 6-7, biaya tahunan Website domain.com sudah mencapai Rp 500 ribu pertahun. Sekarang mungkin telah lebih dari jumlah Rp 500 ribu. Beban Website yang besar malah menguntungkan banyak orang. Setiap orang boleh mengunjungi dan menjadikannya sebagai referensi ilmiah penulisan. Banyak mahasiwa/i terbantu dalam penulis tugas dan skripsi.
Nah, untuk mencegah dan memulihkan Website yang terserang hacker, sebagai penyewa anda harus selalu bekerja sama dengan pemilik hosting. Sebab pemilik hosting selalu melakukan back up Website anda setiap 2 minggu. Jadi apabila Website anda rontok karena terkena hacker, maka anda bisa meminta pemilik hosting untuk menampilkan Website dari hasil back up 2 mingguan itu.
Meskipun Website Anda yang merupakan hasil back up tidak lengkap lagi karena beberapa artikel sudah terpotong dan tidak ada lagi. Meskipun artikel-artikel itu hilang, Website Anda masih diselamatkan lagi daripada hilang sama sekali.
Dengan gerakan literasi, maka mungkin literasi digital lebih banyak menguntung pihak pemilik hosting daripada penulisnya. Biasanya penulis yang kaya memilih untuk menyewa sebuah hosting.com daripada mendapatkan secara gratis. Website gratis gampang dirontok pemiliknya. Pemiliknya akan menghentikannya karena tidak memberikan kontribusi dana.