Perawatan harus diambil untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan sedikit pun dibuat. Menurut orang Romawi, jika Anda salah membaca saja dapat memiliki konsekuensi serius.
Puncak Kekuasan Romawi Kuno
Kekaisaran Romawi tumbuh lebih besar dan lebih kuat dari waktu ke waktu. Hal disebabkan banyaknya penaklukan  berulang kali. Kejayaan Romawi kuno mencapai tingkat terbesarnya pada 117 M.Â
Pada waktu itu, hampir semua negara di sekitar Laut Tengah adalah bagian dari Kekaisaran Romawi: Suriah di timur, Mesir di selatan, Spanyol di barat, dan Inggris di utara.Â
Hal ini tidak mengherankan jika orang Romawi menyebut Mediterania sebagai "mare nostrum", yang berarti "lautan kita". Pada tahun 509 SM, raja Romawi terakhir Tarquinius Superbus diusir. Republik Romawi - "res publica" (berarti "negara" atau secara harfiah "tujuan publik") - menggantikan pemerintahan lama para raja di Roma.
Pada abad ke- 2 SM, terjadi krisis di dalam Republik Romawi kuno. Latar belakangnya ialah konflik dalam distribusi tanah. Beberapa warga kaya membeli perkebunan besar.Â
Sebagian besar populasi yang bekerja di pertanian menjadi semakin miskin. Ketidakpuasan meningkat. Seruan untuk pembaruan  menjadi lebih keras.Â
Banyak perang saudara terjadi. Secara politis, ada konflik pahit antara kaum plebeian, kaum Liberaal dan kaum konservatif. Kalangan Senat konservatif menolak inovasi politik.Â
Bentuk pemerintahan sebelumnya berakhir, Romawi kuno  menjadi Kekaisaran. Augustus, keponakan agung Julius Caesar, menjadi kaisar pertama Kekaisaran Romawi pada tahun 31 SM.
Kehancuran Romawi Kuno
Pemerintahan kekaisaran Romawi makin sulit mengelola negara dengan banyak provinsi. Kekuatan Roma perlahan memudar. Seiring waktu, negara -negara Jerman muncul di Kekaisaran Romawi Barat, yang akhirnya merdeka. Terdapat beberapa alasan jatuhnya Kekaisaran Romawi, yakni: