Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru.

The World's Top 2% Academician by Academia.edu 2021, 2022, 2023, 2024, 2025.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Relikwi St. Adolfus di Altar Gereja Paroki Halilulik (1)

23 Desember 2017   07:25 Diperbarui: 23 Desember 2017   08:38 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua mereka merupakan pernikahan Islam-Kristen. Kita mengetahui adanya kemartiran Adolfus dari tulisan-tulisan Eulogius adalah sumber utama sejarah para martir Spanyol pada masanya, sehingga sejarah para martir terdokumentasi dengan baik.

Pastinya karena persoalan agama mereka dihukum mati pada sekitar umur 30 tahun karena menolak ikut agama ayahnya karena harus ikut ayahnya masuk Islam sedang ibunya kristen. Mereka menolak masuk Islam karena ibunya yang membesarkan mereka. Saat pengadilan Islam Cordoba memutuskan apakah Adolfus masuk Islam mengikuti ayahnya atau dihukum mati. 

Adolfus tetap menyatakan tetap Kristen dan mengikuti iman ibunya yang Kristen. Dan ia lalu dihukum mati di pasar. Adolfus, Aurelia dan Yohanes bertindak berdasarkan keyakinan Alkitabiah bahwa Tuhan mengungkapkan diriNya secara eksklusif di dalam Kristus. 

Jenazah Adolfus ditemukan dalam kuburan di gereja St. Siprianus di Cordoba. Dia merupakan salah satu dari 45 orang yang dieksekusi mati oleh penguasa Islam di Cordoba karena masalah agama. Gereja Katolik St Adolfus di Dusseldorf-Pempelfort, Kaiserswertherstrasse 62-Jerman didedikasikan untuk St. Adolphus, martir Spanyol - sesuai deskripsi dari imam Eulogius.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun