Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Relikwi St. Adolfus di Altar Gereja Paroki Halilulik (1)

23 Desember 2017   07:25 Diperbarui: 23 Desember 2017   08:38 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian dalam Gereja paroki Halilulik- Dokpri

Saat altar hendak dibersihkan, Panitia renovasi Gereja Paroki Roh Kudus Halilulik di Timor-NTT yang dipimpin oleh Rm. Febronius Fenat, Pr menemukan relikwi St. Adolfus di meja perjamuan altar gereja paroki Halilulik-Timor-NTT. Peristiwa ini terjadi pada minggu pertama masa Adventus Desember 2017.

Catatan di batu Relikwi  menunjukkan bahwa Relikwi St. Adolfus diletakkan pada altar perjamuan ekaristi sejak saat pentahbisan Gereja itu pada Hari Raya Pentekosta tahun 1963 oleh Uskup Atambua, Mgr Theodorus Sulama (van den Tilaart), SVD. Nama paroki Roh Kudus untuk mengenangkan hari pentahbisan gereja itu pada HR Pentekosta tahun 1963. Sedangkan St. Adolfus adalah nama santu pelindung gereja Roh Kudus Halilulik.

Berkaitan dengan penemuan ini, Romo Febronius Fenat, Pr telah berkonsultasi dengan uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr untuk dibangun juga patung St. Adolfus di depan gedung gereja paroki Halilulik yang akan selesai direhabilitasi menyongsong pesta 100 tahun berdirinya paroki Roh Kudus Halilulik pada HR Penteskosta tahun 2018 yang akan datang.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa gedung Gereja paroki Roh Kudus Halilulik sepeti yang berdiri sekarang ini mulai dibangun pada tahun 1952 dan selesai 10 tahun tahun kemudian yakni tahun 1962. Gereja paroki Roh Kudus Halilulik akhirnya ditahbiskan pada HR Pentekosta tahun 1963. Pendirian gedung gereja Halilulik dibangun atas jasa Direktur Ambachschool Maumere-Flores-NTT yakni Bruder Thomas, SVD bersama para tamatan Ambachschool Maumere-NTT.

Bagian dalam Gereja paroki Halilulik- Dokpri
Bagian dalam Gereja paroki Halilulik- Dokpri
Keberadaan Relikwi St. Adolfus merupakan pertanda doa dan perlindungan secara secara khusus dan nyata oleh Santu Adolfus kepada umat paroki Halilulik.

Sebelumnya itu, selama tahun 1918 sampai dengan tahun 1963, atau selama 45 tahun gedung gereja paroki Halilulik mengambil tempat di aula biara SVD, kemudian biara SSpS Halilulik. Hingga tahun 1963, Gereja paroki Halilulik menyatu dengan para biarawan SVD dan kemudian biarawati SSpS Halilulik. 

Umat Katolik yang menghadiri perayaan ekaristi harus pergi ke aula biara St. Yosep kemudian berganti menjadi biara Sta. Theresia Halilulik untuk menghadiri perayaan ekaristi karena para imam yang melayani umat saat itu adalah para imam SVD yang tinggal di biara SVD Halilulik.

Siapakah St. Adolfus?

Berita tentang kemartiran St. Adolfus dari Sevilla ialah tulisan dari martir Imam Eulogius dari Cordoba yang masih terdokumentasi dengan baik di Cordoba-Spanyol. St. Adolfus yang dimaksudkan ialah St. Adolfus von Sevilla-Cordoba, Spanyol. St. Adolfus von Sevilla meninggal pada abad 9 Masehi. Silsilah keluarga bangsawan Arab mengalir dalam tubuhnya dari keluarga ayahnya yang adalah bangsawan Arab.

St. Adolfus adalah salah satu martir Cordoba Spanyol pada abad 9 M atau 875 M. Berita tentang kemartiran St. Adolfus ialah kesaksian tertulis dari martir imam Eulogius dari Cordoba. Imam Eulogius menyampaikan permohonan tertulis kepada penguasa Muslim untuk membela para martir, namun Imam Eulogius justeru ditangkap tapi dibebaskan kembali.

Menurut catatan Eulogius, St. Adolfus bersama Yohanes saudaranya dan Aurelia saudarinya adalah anggota bangsawan Arab dari ayahnya yang Muslim sedangkan ibunya ialah kristen. Mereka diekskusi di pasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun