Ratu Ngilinayo, bersedia menerima kedatangan pangeran dari tanah luwu itu. Namun ia tidak bersedia dilamar oleh Sawerigading. Karena Ratu Ngilinayo telah ditunangkan dengan kerabatnya dari Kerajaan Sigi.
Untuk pertama kalinya, Sawerigading tidak marah besar mendengar Ratu Ngilinayo tidak bersedia dilamar olehnya. Tetapi bukan Sawerigading namanya kalau menyerah begitu saja. Diam-diam pangeran tampan ini akan datang sendiri menemui sang ratu. Tentu dengan cara dan kesaktiannya sendiri.
//
Ratu Ngilinayo, sambut dengan hangat kedatangan Sawerigading. Ratu cantik inipun diam-diam jatuh hati pada putra Batara Lattu. Namun apa hendak dikata, ia telah bertunangan bala bencana akan terjadi kalau dipaksakan.
"Terima kasih, kakanda Sawerigading telah sudi singgah di kerajaan kami yang kecil dan hina ini. Sungguh terhormat rasanya, menerima kedatangan kakanda."
Sawerigading tersanjung oleh tutur kata ratu yang sopan dan tulus. Semakin bertambahlah rasa cintanya pada wanita ini.
"Apakah adinda ratu bersedia menerima pinangan saya."
Ratu Ngilinayo tidak menjawab, tetapi ia ceritakan kalau dirinya sudah bertunangan dengan pangeran dari Kerajaan Sigi. Itu membuat Sawerigading marah dan akan memerangi Kerajaan Sigi.
"Sabar, kakandaku Sawerigading. Engkau tidak boleh memaksakan kehendak."
"Tidak, Ratu Ngilinayo!"
Melihat tekad Sawerigading yang tidak bisa disanggah lagi, ratu kemudian mendekat dan membisikka sesuatu ke telinga Sawerigading. Seketika itu juga amarah pengeran dari selatan ini menurun.