Mohon tunggu...
paulus samsu wienarno
paulus samsu wienarno Mohon Tunggu... -

seorang pelukis batik dan tinggal di yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Yusril, Nasibmu Kini...

8 Agustus 2016   15:44 Diperbarui: 8 Agustus 2016   18:02 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kang Masinton lagi asyik membedaki kambing2nya, si Haji Lulung sedang meratapi bisnis perparkirannya yang semakin habis diambil alih oleh Pemda DKI , Sanusi yang lagi main pijat2an dng sesama tahanan KPK, dan apa kabarnya dng sang propesor yang IQ nya paling tinggi sedunia Yusril IM ??

Sudah banyak lamaran yang dimasukan sejak dari Demokrat, Gerindra hingga lamaran ke PDIP namun sampai menjelang berachirnya pendaftaran belom ada yang menerima tawaran dari sang kepala suku Partai Blang Bintang ini...sungguh menyeramkan.

Saat ini nama Yusri IM sdh kelaut dan terpendam seiring dng moncernya nama petahana sang Maestro Politik Ahok . Peluru yang ditembakan para pesaing dan pembenci Ahok nampaknya sdh makin menipis, seiring berjalannya waktu Pilkada yang kian mendekat.

Bagaimana tdk menjadi jengkel Si Propesor ini, apalagi si haji Linglung, atas mencla menclenya Sang Ahok yang tadinya berkobar kobar akan maju lewat jalur independen tapi tahunya apa??. Tidak ada angin tidak ada hujan Ahok bermain akrobat politik yang tanpa basa basi langsung zigzag memilih maju lewat jalur partai. Inilah bedanya antara Ahok dan pesaingnya terutama si YIM, yang ilmu politiknya masih memakai jurus kuno, cara berkelitnya tdk secanggih Ahok. Padahal si Yim sdh dng gigih mendekati Kepala Suku Moncong Putih mbak ayu Megawati, tetapi lagi2 gagal kalah lagi kalah lagi, bersaing dng jurus Saolinnya Ahok. 

Malahan terachir waktu datang ke penutupan acara Partai Golkar, mereka Mbakyu Megawati, Pakdhe Jokowi dan Ahok bareng satu mobil. Apakah hal ini tidak menjadikan dada si Propesor YIM meledak bagai kompor bakul gorengan tempe, padahal sdh dicoba bikin lelucon masuk pasar dng kaos Mikey Mouse, belanja tahu tempe.  Dan saya sampai tertawa terguling2 melihat peristiwa itu, sebab tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi para pembenci Ahok terutama si YIM. Sebetulnya masih ada satu lagi pelawak politik yang tdk lucu, yaitu yang mengaku begawan ekonomi yg hanya teori doang namanya klo tidak salah Ichsanuddin Noor (IN) atau siapa sampai lupa namanya , saking tdk dikenal. Tanpa babibu mendaftarkan diri ke KPU sebagai calon Independen, yang hari ini KPU sdh menolah permohonannya..????

Ini memang tontonan mahal pada acara Pilkada serentak kali ini, khususnya Pilkada di DKI, acara yang sangat mahal, sampai mengalahkan tontonan Olimpiade di Brasil yang kalah pamor dibanding tontonan ini. Makin dekat waktunnya makin bikin dada sesak, terutama bagi para pembisik di faksi PDIP yang konon ada beberapa faksi yang sdng bergelut saling menyodorkan pilihannya dihadapan Sang Kepala Suku Moncong Putih.

Ada satu hal yang tdk diperhitungkan mereka bahwasanya Ahok adalh hanya sebuah alat yang akan dioperasikan oleh Sang Operator. Jokowi, Megawati tentu sangat berkepentingan terhadap seorang Ahok, sebab siapa yang dapat mengendalikan Jakarta saat ini akan mendapatkan keuntungan ganda pada Pemilu 2019. Jadi bagaimanapun Ahok ini adalah sebuah alat yang sangat dibutuhkan oleh baik Megawati maupun Jokowi untuk kelancaran misi 2019. Mereka lucunya para pesaing Ahok malah akan merusak alatnya, alat yang di jaga oleh Sang Invisible Hand, klo mau merusak harusnya yang diserang sang operator. Sebaik apapun alat klo tdk ada operator yang mahir alat itu tdk mampu berfungsi maksimal. Ahok tetaplah Ahok, Yusril ya tetap aja Yusrin yg jarang senyum.

Namun dng demikian saran saya untuk Mr. Propesor YIM yang IQ nya tertinggi sejagat, silahkanlah mundur saja kibarkan bendera putih, lanjutkan main film aja...Salam damai buat sang propesor

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun