Pada ending pertama, Haruo membaca surat berjudul "Darkness of Tonako" dengan lantang. Setelah selesai, ruangan berubah dipenuhi darah dan muncul hantu yang membunuhnya. Haruo ditemukan tewas keesokan harinya di stasiun radio. Tunangannya yang sedih memutuskan menyelidiki penyebab kematiannya.
Ending 2
Pada ending kedua, Haruo terlebih dahulu mencari voice recorder di gudang misterius dengan mengikuti bekas tangan menggunakan lampu UV. Setelah mendapatkannya, ia kembali ke stasiun dan membaca puisi Darkness of Tonako. Sama seperti sebelumnya, hantu muncul, tetapi sebelum terbunuh, Haruo berhasil memperingatkan orang lain melalui voice recorder. Game diakhiri dengan diskusi orang-orang di internet mengenai puisi itu, ada yang percaya dan ada pula yang meremehkannya.
Ending 3
Ending ketiga yang dianggap terbaik didapat jika Haruo tidak membaca puisi tersebut. Sebaliknya, ia pergi ke menara radio dan menyaksikan seseorang melompat. Di sana ia menemukan reversed tape. Menggunakan alat penjepit, ia mengambil kunci dari tempat pembuangan dan masuk ke kandang tempat Deck Recorder berada. Tape diperbaiki menjadi Fixed Tape dan diputar di kantor Masaki, yang kini berpindah lokasi.
Penjelasan
Isi tape ketujuh memperdengarkan Masaki membacakan puisi terkutuk tersebut sebelum akhirnya meninggal. Haruo menyadari bahwa puisi Darkness of Tonako adalah penyebab kematian Masaki. Ia menyerahkan tape dan surat ke polisi. Namun, saat polisi membaca surat itu, seorang junior yang tidak percaya malah membaca puisi tersebut lantang. Ia langsung menjerit dan pingsan. Junior itu tidak pernah bangun lagi, dan suratnya menghilang.
Dari semua ini, diketahui bahwa Darkness of Tonako adalah puisi terkutuk yang membunuh siapa pun yang membacanya lantang. Kisah dalam game ini terinspirasi dari puisi nyata di Jepang berjudul Tomino's Hell, yang dipercaya membawa kutukan bagi pembacanya.
Opini Penutup
Toko, pengirim cerita horor, ternyata adalah pencipta puisi terkutuk itu. Ia sengaja mengirimkan cerita-cerita sebelumnya agar Masaki tidak curiga saat akhirnya membaca puisinya. Sayangnya, itu menyebabkan kematian Masaki, Haruo, dan siapa pun yang mencoba menguak kebenarannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI