The Stalked 2 adalah lanjutan dari seri game horor garapan solo developer Korvinrular. Meskipun berjudul sekuel, ceritanya tidak berhubungan langsung dengan seri pertama. Kali ini, pemain diajak mengikuti kisah Rachel, seorang wanita muda yang memutuskan untuk berlibur ke sebuah kabin di area pegunungan. Niat awalnya adalah untuk melepas stres, namun perjalanan liburan ini justru berubah menjadi pengalaman yang mengerikan.
Plot
Cerita dimulai saat Rachel bersiap untuk pendakian menuju kabin. Ia terbangun, minum vitamin, dan mengemasi perlengkapan. Sebelum berangkat, pemilik apartemen sempat mengingatkan bahwa Rachel menunggak sewa selama dua bulan. Rachel berjanji akan membayar dalam tiga hari, lalu pergi.
Di jalur pendakian, ia bertemu dengan wanita berkacamata bernama Elizabeth yang memperingatkan tentang rumor keberadaan seorang pembunuh di wilayah pegunungan. Rachel mengabaikannya dan memutuskan untuk bermalam di tenda. Malam itu ia terganggu oleh suara aneh dan menemukan foto Elizabeth bersama dua pria. Ia mengira itu foto keluarga yang terjatuh.
Esoknya, Rachel bertemu dengan seorang pria misterius yang mengaku baru dari kabin. Ia menyarankan agar Rachel berhati-hati. Setelah itu, Rachel tiba di kabin dan mulai merasa tidak nyaman ketika mencium bau busuk di sekitar bangunan. Malam harinya, ia diganggu oleh suara-suara aneh, lampu padam, dan gerakan pintu pagar. Rasa takut memuncak saat pria misterius itu datang dan menanyakan foto yang ditemukan Rachel. Pria itu bernama Nathan, dan meskipun nada bicaranya tenang, kehadirannya menimbulkan kecurigaan.
Hari berikutnya, Rachel mengalami penglihatan mengerikan. Ia melihat tubuh Elizabeth tergeletak di atas tong kayu dengan kapak tertancap di kepalanya. Setelah minum vitamin, semuanya kembali normal. Rachel mulai percaya bahwa tempat ini berhantu dan memutuskan untuk kabur. Namun saat hendak keluar dari wilayah kabin, ia tiba-tiba pingsan dan mendapati dirinya kembali di teras, ditolong oleh pria tua bernama Case yang mengaku sebagai pemilik kabin. Case mengatakan Rachel pingsan selama 15 menit. Ia menawarkan Rachel satu malam lagi secara gratis, mengklaim hanya ingin tamunya menikmati liburan.
Rachel setuju, namun kecurigaan tetap mengganggunya. Malam itu, ia mendengar bisikan misterius yang menyuruhnya mengungkap kebenaran. Ia menuruti suara tersebut, menyusuri sungai dan menemukan penglihatan lain: Case tergeletak dengan kapak tertancap di perut. Ia kemudian menemukan peti di gudang yang berisi barang-barang pribadi Elizabeth, Nathan, dan Case, semuanya berlumuran darah. Rachel menyimpulkan bahwa Nathan adalah pelaku pembunuhan dan ia mungkin akan menjadi korban berikutnya.
Bisikan berikutnya menyuruhnya menyatukan foto keluarga. Betapa terkejutnya Rachel ketika mendapati dirinya ada dalam foto yang sama dengan Elizabeth, Case, dan Nathan. Ia menyadari bahwa mereka semua adalah keluarganya. Sebuah penglihatan masa lalu muncul, menunjukkan perdebatan antara Case dan Elizabeth tentang anak-anak mereka. Case kecewa pada putrinya dan memutuskan untuk menghentikan kiriman uang bulanan. Elizabeth khawatir keputusan itu akan membuat anak-anak mereka menjauh.
Rachel akhirnya dihadapkan dengan fakta mengejutkan. Ia bukan korban. Ia adalah pelaku. Rachel membunuh ibunya, Elizabeth, dengan kapak, dan menjatuhkan tubuhnya ke tong kayu. Rencana awalnya adalah menyalahkan Nathan dan merebut warisan keluarga. Namun Nathan pulang lebih awal dan menyaksikan pembunuhan itu. Rachel pun membunuh Nathan untuk menutup mulutnya.
Namun pembunuhan ini membuat Rachel diliputi rasa bersalah. Ia menolak kenyataan dan menganggap semua yang terjadi adalah halusinasi. Vitamin yang ia minum setiap pagi sebenarnya adalah obat-obatan terlarang yang ia konsumsi agar tetap stabil. Namun efek obat mulai melemah. Rachel terus menyalahkan Nathan, berusaha mengalihkan rasa bersalahnya, bahkan sampai membuat skenario palsu untuk menuduh Nathan sebagai pelaku. Ia mengumpulkan barang-barang korban dan menaruh sidik jari Nathan pada benda-benda tersebut agar polisi percaya bahwa Nathanlah pelakunya.
Sayangnya, Rachel akhirnya tumbang tepat di luar pagar kabin. Lima hari kemudian, polisi menemukan tubuh Rachel beserta mayat keluarganya. Mereka menyimpulkan bahwa Rachel adalah pelaku pembunuhan karena bukti mengarah padanya. Polisi juga menemukan narkoba dalam jumlah banyak di dekat tubuh Rachel, mendukung teori bahwa ia mengalami overdosis setelah melakukan pembunuhan.