Mohon tunggu...
Lutfi Helmi
Lutfi Helmi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Mazhab Alternatif Kritis

21 November 2017   11:46 Diperbarui: 21 November 2017   11:52 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

MAZHAB ALTERNATIVE KRITIS

MAZHAB ALTERNATIVE

            Mazhab alternative mengajak umat islam untuk bersikap kritis tidak saja terhadap kapitalisme dan sosialisme, tetapi juga terhadap ekonomi islam yang saat ini berkembang. Terhadap pemikiran mazhab baqir as sadr mereka mengkritik bahwa langkah mereka seringkali justru tidak konstruktiv dan esensial, sebab mereka berusaha menemukan sesuatu yang baru yang sering kali sebenarnya sudah ditemukan orang lain, menghancurkan teori lama kemudian membangun teori baru. Demikian pula mazhab mainstrieam, ia tidak lebih daripada pemikiran ekonomi neoklasik dengan beberapa modifikasi, seperti menghilangkan riba, menambahkan zakat, serta memeperbaiki niat.

Pemikiran tentang ekonomi islam saat ini telah berkembang pesat, sejalan dengan upaya untuk implementasinya. Zarqa (1992) telah mengklasifikasikan kontribusi pemikiran ekonomi islam yang berkembang saat ini ke dalam 4 kategori, yaitu:

a). pertama, mereka yang banyak menyumbang pemikiran dalam aspek normativ system ekonomi islam, menemukan prinsip-prinsip baru dalam system tersebut, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan modern mengenai system tersebut. Termasuk dalam kategori ini yaitu para ahli syariah (fuqahah/juruts).

b). kedua, penemuan asumsi-asumsi dan pernyataan-pernyataan positive dalam Al-Qur'an dan asunnah yang relevan bagi ilmu ekonomi. Contoh kategori ini yaitu konsepsi ekonomi islam mengenai pasar (yang diderivasi dari konsep syariah), mengajukan asumsi adanya ketimpangan informasi antara pembeli dan penjual. Konsep ini berbeda dengan model pasar persaingan sempurna dalam ekonomi konvensional (klasik) yang secara eksplisit mengasumsikan semua pelaku pasar memiliki informasi yang sempurna, yaitu benar dan lengkap, yang tersedia secara bebas. Karya Munawar (1992) mengenai organisasi produksi dan teori perilaku perusahaan dalam persepektif islam merupakan contoh kategori ini.


c). ketiga, terdapatnya pernyataan ekonomi positif yang dibuat oleh para pemikir islam, seperti banyak terdapat dalam karya Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun telah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menurutnya masyarakat dalam bukunya muqadimah. Contoh lainnya adalah karya al-Maqrizi mengenai penyebab dan dampak inflasi terhadap perekonomian.

d). keempat, analisis ekonomi dalam bagian system ekonomi islam dan anaisis konsekuensi pernyataan positif ekonomi islam mengenai kehidupan ekonomi. kontributor utama kategori ini antara lain paa ahli ekonomi konvensional yang sekaligus menguasai ilmu syariah, dan umumnya mereka banyak menggunakan perangkat analisis sebagaimana dalam ekonomi konvensional. Bahkan, pada akhir-akhir ini terdapat banyak ahli ekonomi non Muslim yang mengkaji secara serius ekonomi islam, misalanya Badal Mukerji dalam karyanya A Mikro model of Islamic Tax system.

Sementara itu mazhab alternative yang dimotori oleh Prof. Timur Kuran (Ketua Jurusan Ekonomi di University Of Southern California), Prof. Jomo dan Prof. Muhammad Arif memandang pemikiran mazhab Baqir Sadr berusaha menggali dan menemukan paradigma ekonomi islam yang baru dengan meninggalkan paradigma ekonomi konvensonal, tapi banyak kelemahannya, sedangkan mazhab mainstream merupakan wajah baru dari pada pandangan neoklasik dengan menghilang unsure bunga dan menambahkan zakat.

MAZHAB MAINSTREAM

Mazhab Mainstream memiliki anggapan bahwa perbedaan utama antara ilmu ekonomi konvensional dengan ekonomi islam adalah dalam hal cara dalam mencapai tujuan. Mereka menyetujui pandangan konvensional bahwa masalah ekonomi muncul Karena adanya keterbatasan pemberdayaan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Jadi pandangan mereka berbeda dengan pandangan mazhab Baqir as Sadr. Menurut mereka, secara parsial atau local sangat mungkin terjadi kelangkaan sumberdaya ekonomi, meskipun secara keseluruhan (alam semesta) terjadi keseimbangan. Misalnya, diavganiskan atau irak terjadi kekurangan sumberdaya ekonomi disisi lain, manusia pada dasarnya, juga memiliki keinginan yang tidak terbatas. Justru dengan ajaran islam lah kemudian manusia dituntut untuk mengendalikan keinginannya, sebeb jika keinginan lepas kendali maka akan menyengsarakan kehidupan manusia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun