"Sudah ya! Saya lelah berdebat dengan kalian yang denger-denger informasi tok langsung tantrum. Coba kalian scroll lagi isi grup WhatsAppnya dan tanya itu informasinya hoaks atau enggak! Udahlah, gua males sama lu pada yang keras kepala." ucap Aldo sebelum beranjak pergi keluar dari kelas dengan wajah geram.Â
Aldo sepanjang seminggu setelahnya mendengar hinaan dari kakak kelasnya setiap kali berpapasan. Teman-teman sekelasnya memperhatikan bahwa ia menjadi acuh dan jarang mengobrol. Di sisi lain sekolah, guru-guru membahas insiden yang terjadi beberapa hari yang lalu. Para guru masih belum terinformasikan pelaku sebenarnya dan terus mendiskusikan seputar itu di ruang guru.
Pada hari senin tepatnya sepulang sekolah, kepala sekolah mengundang seluruh siswa pada suatu pertemuan di aula. Kepala sekolah memberikan peringatan keras, "Apabila anda mengira siswa ini pelakunya, anda sudah tergiring oleh hoaks!". Setelah terucap itu, ruangan mulai berisik dengan bisik-bisikan yang membahas secara mendukung atau menentang.
"Woy, Andi! Iki piye to?" sahut teman-teman geng Andi.
"Loh, kok salahin aku? Orang lain sing nyebarin info, bukan aku!" jawab Andi dengan wajah sinis.
Andi yang bersikap cuek berusaha untuk tidak mengobrol dengan siapa-siapa. Seketika menoleh ke kanan, Ia melihat Aldo yang menatap dengan wajah kosong dan sedikit meremehkan. Aldo menggelengkan kepalanya dengan perlahan kepada Andi yang sekarang terlihat penuh penyesalan.Â
Karya Andreas Pradono Rukmawan & Bram Albany Istiyono (SIswa SMA Kolese de Britto Yogyakarta)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI