Banyak orang ingin melakukan kebaikan, bahkan menjadi pahlawan. Salah satunya Andi, seorang anggota geng sekolah yang terkenal karena jiwa kepemimpinannya. Ia memang bukan ketua, tetapi ucapannya dituruti oleh teman satu gengnya.Â
Andi sejak SMP sangat mudah untuk menjadi populer di kalangan teman-temannya. Ia masuk ke SMA Garuda II dan beberapa bulan sudah memiliki reputasi bagus di hadapan teman-temannya. Di sisi lain, guru dan beberapa siswa tidak menyukai peran dominannya dalam mempengaruhi siswa lain. Beranjak ke kelas sebelas menjadi semakin buruk karena peran "kakak kelas" yang sok mengatur adik kelas.
Sebelum bel sekolah berdering, Andi seperti biasanya scrolling isi obrolan di aplikasi WhatsAppnya. Wajah Andi langsung tercengang setelah mengetahui nama seorang pelaku kasus bullying di sekolahnya. Ternyata beberapa hari ini ada kasus bullying antara anak kelas sepuluh yang masih diselidiki sekolah. Popularitas di tangan kanannya dan status "kakak kelas" di tangan kirinya tentu ia tidak mau lewat kesempatan.
Grup WhatsApp geng sekolah langsung terisi puluhan chat mengenai pelaku tersebut. Dari foto hingga identitas pribadi, anggotanya saling memaki dan salah satu yang paling menggelegar adalah Andi. "Bro, nanti istirahat bareng-bareng serbu kelas X-5. Kasih paham cah!" ucap Andi dalam pesan suara yang ia kirimkan ke grup.Â
Bel istirahat berdering disertai hentakan puluhan kaki beranjak dari kursi. Mereka semua menuju kelas X-5 dimana seseorang yang mereka kira sebagai "penjahat" berada.Â
"Walah, iki to sing kasus... Sok bully orang, tetapi gak berani ngomong!!!" teriak Andi depan kelas.Â
Andi dan teman-temannya mengancam siswa kelas X-5 untuk meminta maaf atas perilaku mereka. Namun, mereka tampak kebingungan bahkan terdiam seketika melihat gerombolan datang. Di tengah keramaian yang terjadi, Aldo, seorang ketua kelas berdiri tegak untuk membela "pelaku" tersebut.Â
"Kalian jangan sok menjadi pahlawan juga ya!" tegur Aldo dengan keras sehingga satu ruang kelas hampir sunyi.Â
"Ngaca bos! Kowe sok dadi pahlawan... Ngebela orang ngebully lagi" sahut seseorang dari geng sambil menertawakan Aldo.Â
Jam pada dinding kelas menunjuk 10.50 dan tersisa 10 menit sebelum jam pelajaran mulai kembali. Perdebatan mereka seolah-olah tidak ada berhentinya dan waktu istirahat digunakan secara sia-sia. Aldo yang berbicara lebih banyak daripada siswa kelas X-5 lainnya terlihat seperti seseorang yang hampir pingsan. Para anggota geng tersebut masih mencaci maki Aldo tanpa memberi argumentasi yang jelas. Tepat 5 menit sebelum pelajaran, Aldo memberi teguran panjang.