Karena itu Matra Cyber atau angkatan Cyber setidaknya harus dimuat dalam konstitusi sebagai bagaian dari TNI dan menjadi matra Keempat setelah Angkatan darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, Angkatan Cyber tentunya akan menjadi Matra terbaru yang tentunya dapat melindungi Kepentingan NKRI dari berbagai potensi ancaman yang dapat saja terjadi melalui model serangan yang mengancam aspek Trigatra (|Demografi, Sda maupun Populasi penduduk) serta Aspek Pancagatra (Ideologi Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pertahanan dan Keamanan)
Hadirnya Matra Cyber akan semakin memperkuat Pertahanan dan Keamanan NKRI dalam Pasal 30 ayat 2 dijelaskan bahwa Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatanutama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung
Amandemen UUD NRI Tahun 1945 akan menjadi kunci untuk semakin memperkuat nantinya peran dari matra Cyber dalam melindungi kepentingan bangsa dan Negara dari berbagai ancaman perang Cyber. Selain itu berharap nantinya dalam UU TNI yang baru saja disahkan sudah memuat tentang pembentukan Matra Cyber
Perang ModernÂ
Saat ini peperangan Sudah memasuki fase perang Hibrida (Hybrid Warfare),Dimana peperangan ini menggabungkan strategi pepernagan Konvensional dan Non Konvensional,seperti penggunaan drone, penggunaan, perang cyber termasuk penggunaan Infiltrasi pasukan khusus untuk melenyapkan musuh tertentu dnegan menerjunkan pasukan Assasin maupun pembunuh bayaran,kematian Jenderal rusia beberapa waktu lalu tidak lepas dari pembunuh bayaran atau operasi intelijen yang dilakukan oleh pasukan Khusus Ukraina.
Operas infiltrasi kejantung musuh dengan pendekatan Hybrid Warfare sukses dilakukan oleh israel beberapa waktu yang lalu ketika agen israel mampu melakukan sabotase terhadap handy talkie pasukan libanon dna memasukan bahan peledak berbasi AI yang bisa dikontrol dan diledakkan dari jarak jauh.
Ledakan Pager dan handy talkie yang terjadi di Libanon beberapa waktu yang lalu membuka mata dunia bagaimana Perang Modern telah mulai terjadi, ledakan pager tersebut setidaknya menimbulkan korban Luka ribuan warga libanon, dna puluhan tewas.
Perang modern mulai dirasakan saat ini salah satu bentuknya adalah Perang Proxy Yakni konflik di mana kekuatan atau negara besar tidak terlibat secara langsung dalam pertempuran, melainkan menggunakan pihak ketiga (proxy) untuk berperang atas nama mereka. Dalam perang proxy, Negara-negara besar menjadi pendung Negara lain yang Tengah bertempur dengan mensuplai dan senjata dan bantuan lainnya, untuk mendukung negara yang mereka dukung melalui Proxinya, Runtuhnya kekuatan Bashar Al Assad di Suriah mempelrihatkan bagaiamana pernag proxy memiliki posisi strategis untuk digunakan.
Selain Perang Proxy maka model maka perang modern lainnya adalah Perang Asimetris Dimana konflik senjata yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang memiliki kekuatan, strategi, dan sumber daya yang sangat tidak seimbang. Satu negara kuat dan satunya lagi negara yang agak lemahkarena itu taktik yang mereka gunakan biasanya taktik peperangan dnegan melakukan strategi perlawanan maupun serangan dalam bentuk sabotasi,serangan terorisme seperti melakukan peledakan bom maupun bom bunuh diri.
Dna model pepernaan lainnya dan sangat berbaaya adalah pernag propaganda yang upaya sistematis untuk mempengaruhi pandangan, sikap, dan tindakan publik atau lawan melalui informasi yang bias, direkayasa, atau manipulatif. Tujuan utama perang propaganda adalah membentuk persepsi dan opini masyarakat atau musuh agar sesuai dengan kepentingan pihak yang menyebarkan propaganda