Mohon tunggu...
Matthew Gilchrist
Matthew Gilchrist Mohon Tunggu... Editor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hilangnya Cabang Ilmu karena Pemanasan Global?

6 Oktober 2019   19:44 Diperbarui: 6 Oktober 2019   20:09 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada sebuah argumen dimana pola hujan yang tidak menentu akibat pemanasan Global menyebabkan cincin pertumbuhan batang pada pohon ini tidak dapat lagi digunakan sebagai metode pengukuran atau estimasi umur suatu pohon lagi, karena cincin yang terbentuk tidak lagi menjadi valid, karena cincin pertumbuhan pada batang pohon yang terbentuk lebih dari satu dalam kuwun waktu satu tahun, dimana seharsunya hanya terbentuk satu lingkara tahun. Jadi apakah efek pemanasan global terhadap perubahan iklim dapat menyebabkan keakuratan data pengukuran dari cincin pertumbuhan batang pohon berkurang dan membuat Dendrokronologi diragukan?

Pertama, kita perlu menggali lebih dalam dan mengerti betul prinsip Dendrokronologi dimana terdapat metode Crossdating. Crossdating adalah prinsip paling dasar Dendrochronology. Crossdating adalah teknik yang memastikan setiap cincin pohon diberikan tahun pembentukan yang tepat. Ini dilakukan dengan mencocokkan pola cincin lebar dan sempit di antara inti dari pohon yang sama, dan antara pohon dari lokasi yang berbeda, tetapi masih dalam satu area. Langkah pertama yang diambil dalam menentukan umur pohon dengan Dendrokronologi adalah mengambil data, hal ini dapat dilakukan dengan menebang batang pohon tersebut apabila pohon tersebut telah mati, atau dengan mengebor batang pohon hingga intinya dengan alat bernama increment borer. Setelah didapat satu atau beberapa sampel dari beberapa pohon yang spesies nya sama di area tersebut maka sampel tersebut dikeringkan, atau dipersiapkan tergantung dengan prosedur Dendrokronologi yang digunaka. 

Apabila diteliti pada sebuah laboratorium maka persiapan laboratorium yang dilakukan beragam dan dapat meliputi pengamplasan dan pemolesan sampel kering, persiapan sampel basah dengan pisau cukur, dan pengamplasan mikro. Sampel kemudian dipelajari di bawah mikroskop menggunakan tahap perjalanan untuk mengukur cincin pohon pada 0,01 mm atau bahkan pada presisi 0,001 mm. Lebar cincin pertumbuhan diukur untuk penanggalan cincin pertumbuhan batang pohon. Jadi, penentuan umur Dendrokronologi itu tidak semudah seperti yang anda pikirkan. Banyak prosedur dan metode-metode saintifik yang tidak semudah menghitung jumlah cincin pertumbuhan pohon pada batang, melainkan diperlukan pengambilan data dengan prosedur tertentu dan dihitung dengan beberapa metode pula, ada yang menggunakan rumus, dan ada pula yang menggunakan mikroskop, ada yang menggunakan millimeter blok untuk membuat grafik pola lingkaran tahun atau lebih singkatnya skeleton plot. Dan dengan metode Crossdating penentuan umur pohon dengan menghitung lingkaran pertumbuhan pohon dapat menghindari berbagai factor-faktor yang dapat mempengaruhi keakuratan atu ketepatan data dari Dendrokronologi ini.

Jadi, tibalah saya pada kesimpulan bahwa menghitung umur suatu pohon dengan menghitung lingkaran pertumbuhan pohon di batang nya masih merupakan cara yang valid dan akurat, karena prosedur yang dilakukan merupakan cara atau prosedur yang teruji dan bukan sekedar pengamatan sederhana belaka. Jadi, dengan begitu dapat dikatakan pula bahwa Dendrokronologi masih merupakan cabang ilmu yang data diandalkan dan tidak hilang akibat pemanasan Global.

Daftar pustaka:

  1. Grant, Michael C. (1 October 1993). "The Trembling Giant". Discover Magazine. Retrieved 8 May 2008.

    Douglass, A.E. 1941. Crossdating in dendrochronology. Journal of Forestry 39: 825-831.

  2. ECKSTEIN, D., 1998: Principles of dendrochronology. In: PARK, W.-K., KIM, J.-S. (ed.): Proc. 2nd East Asia Workshop on Tree-Ring Analysis.Cheongju: Chungbuk National Univ., 3.
  3. BONDE, N., TYERS, I., WAZNY, T., 1997: Where does the timber come from? Dendrochronological evidence of timber trade in Northern Europe from 14th to 17th century. In: SINCLAIR, A., SLATER, E., GOWLETT, J. (eds.): Archaeological Science 1995, Oxford: Oxbow Books, 201-204.
  4. newscientist.com
  5. id.wikihow.com
  6. researchgate.net
  7. wikipedia.com
  8. dendro.cornell.edu
  9. web.archive.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun