Mohon tunggu...
13_Kadek Indah Pratiwi Sari
13_Kadek Indah Pratiwi Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi membaca dan suka memasak makanan baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pagerwesi: Memperkuat Iman, Menjaga kebijaksanaan

10 September 2025   12:22 Diperbarui: 10 September 2025   12:22 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terdapat satu hari raya di dalam agama Hindu yang memiliki makna untuk memuliakan Sang Hyang Pramesti Guru (Dewa Siwa) sebagai guru alam semesta yang membimbing kita sebagai umatnya ke jalan kebenaran, dan sebagai penanda untuk menghargai diri dengan ilmu pengetahuan. Arti kata 'Pagerwesi' yaitu  terdiri dari dua kata 'pager/pagar'  dan 'wesi(besi)' secara harfiah yang artinya pagar besi melambangkan perlindungan yang kokoh dan kuat.  

 Perayaan hari raya Pagerwesi yang berlangsung di lingkungan saya yang berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat kebersamaan. Sejak pagi hari suasana terasa berbeda , pagi sejuk , aroma dupa yang mengguar sangat wangi, senyum dan sapaan hangat dari warga menjadi pertanda datangnya hari penuh makna dan   kicauan burung di pagi hari yang membuat suasana tenang. Sejak subuh, warga bali yang beragama Hindu telah sibuk mempersiapkan banten (sarana upacara). Dengan mengenakan pakaian adat Bali secara rapi, pria mengenakan kamen, saput, dan udeng, sedangkan wanita tampil anggun dengan setelan kamen, kebaya, dan selendang. Sekitar pukul 06.00 WITA, umat Hindu berbondong-bondong menuju pura untuk melaksanakan persembahyangan bersama. hari raya Pagerwei ini mengingatkan umat Hindu untuk memperkuat benteng spiritual , menjaga kesucian pikiran , serta menumbuhkan rasa syukur dan kedamaian batin.

 Setelah pelaksanaan upacara persembahyangan bersama , suasana menjadi hangat dan penuh dengan kebersamaan. Masyarakat umat Hindu saling bersilaturahmi ke rumah keluarga mereka dan menikmati hidangan khas Pagerwesi yaitu berupa urutan, lawar, gorengan babi dan hidangan lainnya. Setelah melakukan persembahyangan anak-anak bermain dan bercanda girang , sementara para orang tuan berbincang tentang hari- hari yang di jalani oleh mereka, melihat hal tersebut suasana menjadi sangat hangat dan kebersamaan dan silaturahmi antar keluarga menjadi erat. 

Pelaksanaan perayaan Pagerwesi di lingkungan saya tidak hanya tentang ritual, tetapi juga pesan moral dan spiritual yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: Sebagai Kekuatan Iman
Pagerwesi mengingatkan kita untuk selalu memupuk keyakinan dan tidak mudah goyah menghadapi cobaan. Pengendalian Diri.
Kita diajarkan untuk menjaga pikiran, ucapan, dan perbuatan agar selaras dengan dharma (kebenaran) Kebersamaan dan Gotong Royong. Persiapan hingga perayaan dilakukan bersama-sama, menciptakan rasa persaudaraan antarwarga. Harmoni dengan Alam.
Pagerwesi mengajarkan manusia untuk menghargai alam sebagai bagian dari kehidupan yang harus dijaga keseimbangannya. Sebagai Refleksi Diri. Di tengah kesibukan hidup, Pagerwesi adalah waktu terbaik untuk berhenti sejenak, melihat ke dalam diri, dan memperbaiki kekurangan.

Bagi saya pribadi, perayaan hari raya Pagerwesi bukan hanya sekedar ritual keagamaan, namun menjadi momen refleksi diri dan kebersamaan bersama keluarga. Di tengah kesibukan hidup, hari ini mengajarkan saya untuk selalu menjaga keseimbangan antara pikiran, ucapan, dan perbuatan . Perayaan Pagerwesi juga menjadi pengingat agar kita senantiasa hidup selaras dengan alam dan menghormati leluhur. Perayaan Pagerwesi di lingkungan saya menciptakan harmoni, kebersamaan, dan kedamaian batin.

Perayaan hari raya Pagerwesi berlangsung setiap Buda Kliwon Wuku Sinta. Menurut Lontar Sundarigama, Pagerwesi adalah hari di mana umat Hindu melakukan introspeksi diri. Seperti pagar besi yang melindungi rumah dari gangguan luar Hari raya Pagerwesi berlangsung empat hari setelah hari raya Saraswati. Perayaan hari raya Pagarwesi dengan Saraswati memiliki hubungan erat yaitu di dalam kehidupan sehari-hari, keduanya mengajarkan keseimbangan antara ilmu dan iman, pikiran dan jiwa, serta kebijaksanaan dan perlindungan diri. Dengan memahami hubungan ini, kita bisa lebih menyadari pentingnya mengelola pengetahuan agar membawa kebaikan, bukan kehancuran. Melalui perayaan Pagerwesi ini , kita di ingatkan untuk selalu membangun benteng atau pagar besi di dalam diri kita sebagai simbol penguatan diri dan iman kita. 

Perayaan hari raya Pagerwesi di lingkungan saya bukan sekedar sebuah ritual agama, namun juga sebagai perayaan makna kehidupan. Melalui Pagerwesi kita di ajarkan untuk menumbuhkan pagar dalam diri kita , berupa iman yang teguh , pikiran yang bersih , ucapan yang baik, perbuatan yang baik dan hati yang bersih dan tenang. Setiap dupa yang terbakar, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap tawa yang dibagikan bersama keluarga serta tetangga, semuanya menjadi pengingat bahwa hidup ini indah jika dijalani dengan kesadaran, kebersamaan, dan rasa syukur.

Perayaan hari raya Pagerwesi memberikan kita pesan yang mendalam : bahwa sejatinya, benteng perlindungan yang baik bukanlah tembok yang tinggi atau pagar besi yang kokoh melainkan kekuatan iman, kebersihan pikiran , dan ketenangan hati. Semoga semangat Pagerwesi senantiasa hidup dalam diri kita, menjadi cahaya penerang di tengah kegelapan, dan menuntun langkah kita menuju kedamaian sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun