Pendahuluan
Kota Jember, sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah Tapal Kuda Jawa Timur, memiliki peran penting dalam perekonomian daerah. Dengan sifatnya sebagai kota yang bergerak di bidang perdagangan, jasa, dan pendidikan, Jember bukan hanya menjadi titik pertemuan dalam pergerakan barang dan jasa, tetapi juga pusat kegiatan masyarakat yang aktif. Publikasi Kabupaten Jember dalam Angka 2025 dari BPS Jember memberikan gambaran lengkap mengenai kondisi ekonomi yang bisa menjadi dasar untuk menganalisis arah pembangunan di masa depan.
Perkembangan Sosial
Berdasarkan data selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2022 hingga 2024, Jember menunjukkan kemajuan yang baik dalam berbagai bidang sosial dan ekonomi. Hal ini menunjukkan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan potensi besar untuk berkembang di masa depan. Salah satu hal yang patut diperhatikan adalah penurunan laju pertumbuhan penduduk, dari 1,70% pada tahun 2022 menjadi 0,57% pada tahun 2024. Meskipun jumlah penduduk sedikit bertambah, dari 2,58 juta menjadi 2,61 juta orang, penurunan laju pertumbuhan ini menandakan adanya pergeseran demografi yang sehat. Ini berarti jumlah kelahiran mulai menurun, yang merupakan tanda bahwa Jember sedang memasuki fase bonus demografi. Dalam fase ini, jumlah penduduk usia kerja tergolong lebih banyak dibandingkan penduduk yang belum bekerja, sehingga bisa menciptakan tenaga kerja yang cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kesehatan masyarakat Jember juga semakin membaik, terlihat dari meningkatnya angka harapan hidup (AHH), yakni dari 69,68% pada tahun 2022 menjadi 74,17% pada tahun 2024. Kenaikan ini menandakan akses ke layanan kesehatan dan perkembangan sanitasi dasar telah meningkat secara signifikan.
Selain itu, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga meningkat, dari 69,44% menjadi 73,76% dalam kurun waktu yang sama.
Angka ini menunjukkan keterlibatan lebih banyak penduduk usia kerja dalam dunia kerja. Semakin tingginya keterlibatan ini, ditambah dengan turunnya tingkat pengangguran terbuka dari 4,06% menjadi 3,23%, menunjukkan bahwa pasar kerja di Jember semakin kuat dan bisa menyerap tenaga kerja yang ada.
Meskipun banyak indikator menunjukkan proses perbaikan, masalah kemiskinan masih menjadi tantangan utama. Jumlah penduduk miskin memang berkurang dari 0,23 juta menjadi 0,22 juta orang, tetapi persentase penduduk miskin tetap stagnan di sekitar 9%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi belum terasa merata dan ada ketimpangan dalam pemerataan kesejahteraan.
Di sisi lain, secara keseluruhan kualitas hidup masyarakat Jember semakin meningkat, terlihat dari kenaikan indeks pembangunan manusia (IPM) yang naik dari 67,80% menjadi 70,93%. Peningkatan IPM ini menunjukkan bahwa kualitas hidup semakin baik, baik dalam hal pendidikan, kesehatan, maupun pendapatan. Pencapaian ini menjadi fondasi yang kuat untuk pembangunan yang berkelanjutan, yang diharapkan bisa membantu mengatasi masalah kemiskinan di masa depan.
Perkembangan Ekonomi
Dari segi ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga yang berlaku naik dari Rp88,08 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp102,76 triliun pada tahun 2024. Artinya, dalam dua tahun terakhir, terjadi kenaikan sebesar hampir Rp15 triliun. Jumlah PDRB per kapita juga meningkat dari Rp34,26 juta pada tahun 2022 menjadi Rp39,46 juta pada tahun 2024, menunjukkan bahwa kemampuan beli masyarakat semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi Jember juga menunjukkan tren yang positif. Setelah mengalami perlambatan menjadi 3,16% pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Jember tumbuh hingga 4,86% pada tahun 2024. Tingkat pertumbuhan ini bahkan lebih baik dibandingkan tahun 2022 yang berada di angka 3,93%. Perbaikan ini terjadi karena meningkatnya aktivitas setelah masa pandemi dan kenaikan kontribusi dari sektor jasa serta industri.
Inflasi terkendali dengan sangat baik. Tahun 2022 mencatatkan inflasi sebesar 7,39% karena tekanan global, namun berhasil ditekan ke 2,29% pada tahun 2023 dan 1,74% pada tahun 2024. Stabilitas harga ini menjadi faktor penting dalam menjaga kemampuan beli masyarakat.
Struktur Sektoral PDRB
Data tahun 2024 menunjukkan bahwa Jember masih sangat bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dengan mencapai 25,71% dari total PDRB, menjadi sektor utama. Diikuti oleh sektor industri pengolahan yang menyumbang 21,01%, serta sektor perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,82%. Sementara itu, sektor pengadaan listrik dan gas memiliki kontribusi terkecil, hanya mencapai 0,05%.
Namun, dari segi pertumbuhan, ada perbedaan yang muncul. Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh paling cepat, mencapai 10,41% pada tahun 2024. Pertumbuhan ini kemungkinan didorong oleh peningkatan kegiatan pengangkutan barang dan jasa, serta perbaikan fasilitas logistik. Sektor jasa perusahaan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 6,77%. Hal ini menunjukkan adanya upaya diversifikasi ekonomi Jember, meskipun sektor pertanian masih mendominasi.
Analisis dan Tantangan
Secara umum, selama periode 2022 hingga 2024, Jember berhasil meningkatkan kualitas sosial dan stabilitas ekonomi. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: