Mohon tunggu...
Humaniora

Anak (Mungkin) Tidak Butuh Smartphone

7 November 2017   21:06 Diperbarui: 7 November 2017   21:25 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hello sobat jumpa lagi dengan saya diartikel ke delapan saya. Disini saya akan membahas tentang peran anak terhadap smartphone yang ada difikiran saya terhadap anak kecil sangatlah tidak pantas untuk memegang hp atau smartphone.

Pada zaman sekarang sudah banyak sekali kita temui golongan orang menengah kebawah dan anak-anak dapat menggunakan ponsel karena harganya yang sangat terjangkau dan jaminan koneksi internet yang bisa didapat, bahkan anak umur dua sampai tiga tahun sudah memegang ponselnya sendiri-sendiri, sekarang sudah banyak anak yang mahir menggunakan ponsel dan memang telah diizinkan oleh orang tuanya untuk mempunyai ponsel.

Mereka diberikan izin membawa ponsel memang merupakan hal penting terutama kekhawatiran orang tua kepada anak-anaknya ketika menjemput pulang sekolah atau disaat mereka bermain. Namun hal tersebut dapat merugikan, karena anak kecil yang menggunakan ponsel dapat berdampak buruk bagi moral serta pendidikannya. lucunya, banyak orang tua yang tak mengerti tentang dampaknya bagi pendidikan dimasa mendatang.

Ada beberapa anak yang menyalahgunakan gadget untuk mencontek saat ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Apabila hal tersebut masih dibiasakan, maka generasi yang kita harapkan akan lebih percaya dengan smartphone dibandingkan guru atau orang tua.

Salah satu tanggung jawab anak adalah belajar dan bersekolah, tapi jika orang tua anak terlalu memberikan kebebasan menggunakan gadgetnya maka ia cenderung mengabaikan kewajibannya sebagai anak dalam tugasnya yaitubelajar dan bersekolah, kondisi tersebut dapat membuat anak prestasinya menurunbhkan bisa jadi tidak memiliki prestasi.

Dari segi sosial HP akan menyebabkan anak cenderung autis atau asyik dengan hpnya sendiri sehingga tidak memperhatikan hal-hal yang ada disekitarnya, misalnya ada orang mengajak ngobrol tapi malah asyik dengan gadgetnya. Anak akan lebih betah untuk berlama-lama dengan gadgetnya daripada dengan buku pelajaran. Sedangkan, untuk para remajamereka malah tidak akan bisa terkontrol dalam menggunakan gadget mereka, banyak orang-orang yang hanya berkutat dengan HP hidupnya sedikit tidak teratur, memiliki konflik tersendiri dan tidak dengan mudah untuk menyelesaikannya.

Jika kita sebagai orang tua dapat mencermati dampak negatif dari penggunaan ponsel hal ini tentunya kita pasti lebih mengkhawatirkan pendidikan anak-anak kita ketimbang tidak dibekali ponsel.

Sekian artikel yang dapat saya tulis pada pertemuan kali ini, kurang lebihnya saya mohon maaf, semoga kita masih dapat berjumpa diartikel saya selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun