Seiring berkembangnya zaman banyak teknologi dan perkembangan perkembangan yang muncul di seluruh aspek kehidupan manusia.Tak terkecuali pada bidang kesehatan keperawatan,pada bidang keperawatan terjadi perkembangan yang begitu pesat.Perkembangan tersebut meliputi perkembangan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan.
Pada perkembangan ilmu kesehatan sendiri muncul berbagai teori-teori yang saling bermunculan guna memperbaiki system yang digunakan sebelumnya.Teori-teori tersebut kebanyakan berasal dari negara-negara barat.Tetapi pernakah kita berfikir,adakah tokoh keperawatan muslim yang telah menggoreskan tinta emasnya dalam perjuangan umat ini dan dalam perkembangan teknologi keperawatan di dunia.
Praktik-praktik kesehatan pada dunia islam pada abad ke-7 merupakan gabungan antara pelayanan kesehatan kuratif dan preventive.Pada mulanya, bidang kesehatan pada dunia Islam masih dipengaruhi oleh tradisi barat dan timur.
Barat lebih mengandalkan dasar-dasar pengobatan yang yang dipelopori oleh Hippocrates,sedangkan dari timur mewarisi tindakan bedah menggunakan opium sebagai anastesi dan juga berbagai obat-obatan herbal,serta pengobatan ala timur juga,atau lebih tepatnya bangsa Persia yang memperkenalkan tindakan bedah menggunakan alat-alat logam.
Pada abad ke-7 dunia kaum muslimin dilanda oleh banyaknya peperangan-peperangan yang terjadi guna memerangi Islam.Peperangan tersebut tentunya menyebabkan korban jiwa dan korban luka. Banyak dari pejuang yang mengalami pendarahan hingga cacat pada fisik yang diakibatkan oleh sayatan pedang dan tusukan tombak.Karena banyaknya korban luka pada peperangan sehingga pada saat itu masjid Nabawi dijadikan sebagai pos perawatan korban luka.
Sebagian perawat dan dokter yang membantu memberikan pertolongan pada saat itu adalah wanita kisaran umur 20-45 tahun yang terdiri dari istri,putri,dan sahabat perempuan Nabi S.A.W.Mereka melakukan konstribusi dalam perang dengan tidak mengharapkan imbalan melainkan ikhlas karena Allah.Peran mereka saat itu adalah merawat dan memberikan pertolongan pada pejuang dari garis paling belakang
Mereka melakukan berbagai penanganan terhadap para pejuang yang terluka salah satunya adalah dengan mengkarantina orang yang menderita sakit dan yang terluka serta menyuplai air pada para prajurit yang sedang kehausan,mengangkut orang prajurit yang terluka dan yang syahid di medan perang.Mereka juga membantu para prajurit dalam mengangkut dan mengemasi senjata perang.
Salah satu dari mereka yang berjuang di baris belakang adalah Rufaidah.Ia juga dikenal juga dengan perawat pertama dalam islam.Ia adalah anak dari seorang tabib yang berasal dari bani Aslam yang memang bani yang terkenal ahli dalam bidang kesehatan dan pengobatan bahkan sejak zaman sebelum datangnya Islam.Rufaidah merupakan anak dari seorang tabib yang mengobati orang-orang yang terluka selama terjadinya peperangan antar umat Islam dan kafir Quraisy.
Rufaidah dikenal oleh seluruh masyarakat karena perjuangannya dalam perang dengan mengkarantina seluruh prajurit yang terluka,serta ketika masa-masa damai ia mendirikan pos kesehatan di depan masjid Nabawi,selain itu ia juga aktif dalam mengedukasi masyarakat dan mengatasi masalah sosial yang beresiko menyebabkan penyakit,serta membantu kaum muslimin dengan memelihara dan menyantuni yatim piatu serta mendidik mereka.
Rufaidah al Aslamiyah hidup di masa sebelum dan sesudah islam masuk ke Madinah.Ia di perkirakan lahir 25 tahun sebelum datangnya Islam di Madinah,atau sekitar tahun 597 M.Kitab-kitab sejarah menuliskan Namanya dengan versi yang berbeda-beda.Namun dari data yang banyak diriwayatkan nama yang umum dikenal adalah Rufaidah al Aslamiyah.
Jika melihat dari nama belakangnya Rufaidah merupakan keturunan dari bani Aslam.Bani Aslam merupakan salah satu cabang dari suku Khazraj yang ada di Madinah.Ia juga termasuk ke dalam suku Anshar,yang kita tahu sebagai suku yang pertama memeluk agama Islam di Madinah.