Mohon tunggu...
Sugiman W
Sugiman W Mohon Tunggu... Buruh - Saya

Menulis "sesuatu" di Jogja. Sudah jarang nulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tempat Wisata itu Sekarang Dikenal dengan Nama Geosite Nglanggeran

30 Januari 2017   16:03 Diperbarui: 31 Januari 2017   08:51 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada yang berpose.|Dokumentasi pribadi

Jujur saja saya baru kenal namanya Geosite Nglangggeran saat ada ajakan Kjog dolan ke Geosite Nglanggeran. Kudet ya? Iya,, memang kudet, saya tahu Nglanggeran tanpa embel-embel Geosite karena disitulah terdapat Gunungapi Purba. Orang-orang di sekeliling saya lebih mengenal Gunungapi Purba daripada Geosite Nglanggeran. Saya rasa, ajakan Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta mengunjungi Geosite Nglanggeran ini untuk rebranding, dari apa yang diketahui masyarakat sebagai Gunungapi Purba menjadi cakupan yang lebih luas menjadi Geosite Nglanggeran.

Geosite menurut National Geographic adalah tempat yang memiliki jejak rekaman penting tentang sejarah bumi, biasanya berupa batu cadas dan pasir yang bisa menjelaskan perkembangan kebumian (geologi), alam, makhluk hidup, serta budaya dari zaman purba hingga sekarang. Menurut paper Badan Geologi Kementrian ESDM yang mengutip Unesco, Geopark adalah sebuah daerah dengan batasan yang sudah ditetapkan dengan jelas dan memiliki kawasan permukaan yang cukup luas untuk pembangunan ekonomi lokal.

Geopark terdiri dari beberapa Geosite. Geopark Gunung Sewu yang membentang dari Pacitan - Wonogiri - Gunungkidul memiliki 33 geosite, dan Gunungkidul adalah penyumbang terbesar geosite yaitu 13 geosite; dan salah satunya adalah Geosite Nglanggeran. Apa saja yang ada di Geosite Nglanggeran, inilah yang kami datangi 24 Januari 2017 lalu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Berangkat dari Kantor Dispar DIY kami berangkat menggunakan bus medium menuju Pendopo Nglanggeran. Sampai di sana langsung dijamu makan siang sebelum kata sambutan dari Dispar DIY dan Pemda Gunungkidul, dan dilanjutkan pemaparan Geosite Nganggeran oleh GM Geopark Gunungsewu.

Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu. Dokumentasi pribadi
Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu. Dokumentasi pribadi
Hujan mulai reda, rombongan diajak ke Kampung Pitu; sebuah kampung yang melegenda karena hanya diisi 7 Kepala Keluarga. Yang jadi kejutan bagi saya adalah, kendaraan yang digunakan untuk menuju ke sana adalah Pajero (panas njobo nJero) alias kendaraan bak terbuka... Wow banget kan,, Ada 3 kendaraan yang disiapkan, 2 mobil pickup 2500 cc dan sebuah truk engkel. Semuanya bermesin diesel. Karena masih hujan (tidak begitu deras) masing-masing kendaraan dipasang terpal.

Para penumpang.|Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Para penumpang.|Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Di Kampung Pitu kami disambut dua sesepuh kampung; Rejodimulyo dan Yatno Rejo. Mbah Rejo adalah juru kunci Kampung Pitu, sedangkan Mbah Yatno adalah sesepuh desa, yang biasa mewakili Mbah Rejo jika berhalangan. Hujan kembali deras, kami menghangatkan badan dengan minum teh, makan jadah thiwul, kacang godhok, dan pisang mas.

Mbah Rejo dan Mbah Yatno.Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Mbah Rejo dan Mbah Yatno.Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Setelah mendengarkan terjemahan dari penjelasan Mbah Yatno, kami naik gunung! Gunung tertinggi yang paling dekat dengan Kampung Pitu adalah Gunung Wayang. Perjalanan cukup melelahkan, masih hujan dan jalanan becek. Setelah susah payah melawan angin dan menghindari becek, sampailah di puncak tertinggi Gunung Wayang.

Melihat seberang.Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Melihat seberang.Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Puncak gunung ini mayoritas bebatuan, cukup layak menjadi geosite karena dahulu di sini adalah gunungapi. Pandangan mata tertutup kabut dan awan untuk bisa melihat jauh, menurut Mas Lilik Purba; pemandu yang satu truk dengan kami, biasanya Gunung Merapi terlihat dari puncak Gunung Wayang.

Lagi potapoto di Gunung Wayang.|Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Lagi potapoto di Gunung Wayang.|Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Berburu waktu, rombongan turun gunung untuk menuju Puncak Watu Bantal. Tempatnya cukup dekat, hanya 5 menit dari puncak Gunung Wayang yang berada di sisi timur. Puncak Watu Bantal ini letaknya di selatan, dari sini kami bisa melihat embung yang ada di bawah.

Pemandangan lain di Puncak Watu Bantal.|Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Pemandangan lain di Puncak Watu Bantal.|Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Dari Puncak Watu Bantal kami kembali ke Gunung Wayang untuk berburu sunset, setelah itu turun gunung kembali ke pusat Nglanggeran.

Persiapan foto.|Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Persiapan foto.|Ir. Budi Martono, GM Geopark Gunungsewu.
Foto bersama dilalui dengan sukses, ternyata kami lanjut diajak ke Embung Nglanggeran! Berhubung hari sudah gelap, pemandangan jadi tidak menarik sama sekali, mungkin lain waktu DIspar DIY mengajak lagi ke embung Nglanggeran. Satu lagi tempat yang belum kesampaian adalah air terjun Kedung Kandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun