Infeksi dengue masih menjadi perhatian penting di wilayah kerja Puskesmas Pandanaran, dengan peningkatan kasus dari 75 (Tahun 2023) menjadi 150 (Tahun 2024) menjadi 150 kasus (Januari-September 2025). Menanggapi hal tersebut, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) melakukan intervensi menarik lewat pembuatan poster edukatif guna memperkuat peran siswa dalam program SICENTIK (Siswa Cari Jentik).
Kegiatan ini merupakan bagian dari SKM Penggerak 2025 lokus institusi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan melalui 11 siklus pemecahan masalah. Penulis sebagai mahasiswa pelaksana program, merancang poster sebagai media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) agar pesan pencegahan infeksi dengue lebih mudah diterima oleh siswa sekolah dasar dan menengah pertama.
Poster dibuat melalui konsultasi intensif bersama Ahli Promosi Kesehatan Puskesmas Pandanaran, Kak Rifan Warta Kurniawan, S.K.M., serta pembimbing lapangan Ibu Sri Harningsih, S.K.M. Dalam prosesnya, penulis turut berkolaborasi dengan Kak Fatima Anggi, S.K.M., selaku pemegang program SICENTIK untuk memastikan isi pesan sesuai kebutuhan lapangan.
"Harapan setelah poster ini hadir adalah siswa dapat terbantu dalam memahami peran mereka. Dengan kegiatan sederhana seperti memeriksa jentik di tempat penampungan air di sekitar lingkungan sekolah dan rumah, siswa turut membantu pencegahan infeksi dengue."
Poster resmi diserahkan ke pihak Puskesmas Pandanaran pada 2 Oktober 2025, lalu didistribusikan ke 5 sekolah sebagai sampel yakni: SD IT Bina Amal, SD Kristen Gergaji, SMP Kristen Gergaji, SDN Barusari 01, dan SDN Barusari 02 pada 3 Oktober 2025 lalu. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan bertahap pada 3, 15, dan 16 Oktober 2025 untuk memastikan efektivitas penyampaian pesan serta kondisi poster setelah dipasang.
Metode monitoring dilakukan melalui observasi langsung di lokasi pemasangan untuk melihat posisi, keterbacaan, dan ketertarikan siswa terhadap poster. Sementara evaluasi dilakukan dengan wawancara mendalam kepada guru pembimbing SICENTIK (PJ program) di setiap sekolah. Wawancara ini menilai aspek visual poster, kemudahan pemahaman siswa, kemanfaatan media dalam mengingatkan tugas SICENTIK, hingga perubahan perilaku siswa setelah pemasangan (skala kecil).
Hasilnya cukup menggembirakan. Semua guru menyatakan poster sangat membantu memperjelas pesan program. Mereka merasa pesan visualnya menarik dan memudahkan komunikasi dengan siswa. Dari hasil wawancara, muncul berbagai kesan positif.