Mohon tunggu...
IQBAL_ZF
IQBAL_ZF Mohon Tunggu... Mahasiswa - Stylish

Human with glasses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanpa Guru Ngaji, Bacaan Al-Quran Kurang Afdol

3 Juni 2022   03:00 Diperbarui: 3 Juni 2022   03:01 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengaji adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh umat muslim. Mengaji adalah suatu kegiatan untuk membaca Al-Quran dengan makharijul huruf yang benar. Seorang muslim harus mengetahui Al-Quran karena Al-Quran merupakan kitab suci Islam. Ini merupakan hal yang mendasar bagi muslim. Tentu dalam Al-Quran dalam surah Al-Ankabut ayat 45,  dijelaskan sebagai umat muslim diwajibkan membaca Al-Quran.

Membaca AL-Quran juga dijelaskan bahwa pahalanya sangatlah besar. Pahala membaca Al-Quran bagi seorMang muslim dijelaskan bahwa setiap hurufnya akan diganjar dengan sepuluh ganjaran. Tentu bisa dihitung sendiri berapa banyak pahala yang akan diterima jika satu kali bacaan saja kita membacanya satu halaman. Rasulullah Saw pernah bersabda "Barangsiapa membaca satu huruf dari kita Allah SWT (Al-Quran) maka akan memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan di balas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf." (HR. At Tirmidzi)

Dalam membaca Al-Quran tentu kita harus tahu tentang hukum membaca tajwid. Mempelajari huruf tajwid adalah fardhu kifayah. Yakni apabila disuatu tempat telah ada umat muslim yang ahli dalam ilmu tajwid, dimana orang dapat bertanya kepadanya, maka kewajiban itu telah terpenuhi.

Tentu kita dalam membaca Al-Quran tidak serta merta langsung bisa membaca. Sejak kecil kita akan diajari oleh guru kita untuk diajari bagaimana cara membaca Al-Quran. biasanya orang tua kita akan mengajari kita bagaimana cara membaca Al-Quran. Entah dengan memasukkan kita ke tempat baca Al-Quran atau dari orang tua kita sendiri, itu semua orang tua yang akan memberi kita pengetahuan tentang bagaimana kita membaca Al-Quran.

Inilah pengalaman saya tentang bagaimana saya belajar membaca Al-Quran dengan guru ngaji saya. Pertama kali saya belajar Al-Quran saat saya masih kelas 2 Sekolah Dasar. Saat itu saya berada di Tarakan, Kalimantan Timur dan tinggal bersama dengan keluarga saya. Saya pindah ke Tarakan karena saya mengikuti bapak saya kerja dinas di Tarakan, Kalimantan Timur. Kala itu, saya masih anak baru di kelas 2 Sekolah Dasar, begitu juga di TPQ. Ibu saya memasukkan saya ke TPQ juga karena dia ingin saya bisa lancer membaca Al-Quran. Jadi saat awal-awal masuk saya masih asing dengan keadaan di sana. Karena di TPQ saya bertemu dengan teman-teman baru lagi. Tetapi di TPQ, ada teman saya satu kelas Sekolah Dasar yang mengenal saya. Jadi saya tidak terlalu canggung.

Di TPQ, saya masih mempelajari dari awal, yakni IQRO 1. Di tempat ngaji juga ada 3 guru ngaji, yang membedakannya yakni guru yang pertama bertempat di sebelah kanan, dia mengajari IQRO 1-4. Guru ngaji yang bertempat di tengah mengajari IQRO 5-6. Kemudian untuk sebelah kiri mengajari murid yang sudah khatam IQRO dan melanjutkan membacaAl-Quran.

Pada waktu itu, saya masih berada di IQRO 1, tentu saya diajari membaca oleh guru ngaji yang di kanan. Pada saat itu juga, kami semua diajari untuk menghapal surat-surat pendek yang ada di Al-Quran. itu merupakan program TPQ mereka agar kami bisa mengetahui dan menghapal surat-surat yang ada pada Al-Quran. kita juga diajari arti dari surat dan makna dari surat tersebut.

Kadang saya merasa kesulitan dalam membaca IQRO, guru ngaji saya dengan sabar memberi arahan bahwa saya harus membaca seperti ini. Beliau mengajari saya dengan ikhlas dan sabar. Sehingga membuat murid-murid yang mengaji disana sangat menghormati guru ngaji kami. Mereka sangat baik kepada kami juga.

Waktu berlalu hingga saya sampai diujung IQRO 6 sampai tamat. Saya akhirnya tamat membaca IQRO 6 dan saya syukuran dengan ibu saya membuat makanan untuk teman-teman di TPQ karena saya lulus IQRO 6. Guru ngaji saya juga membantu untuk membuat makanan. Di tempat TPQ, saya dibacakan doa oleh guru ngaji saya karena saya sudah lulus IQRO 6. Itu merupakan hal yang wajar jika ada murid yang lulus IQRO 6 dan akan mempersiapkan diri untuk membaca AL-Quran.

Seiring waktu berlalu, saya memasuki SMP kelas 1 di Malang, Jawa Timur. Di SMP saya dimasukkan oleh guru PAI untuk ikut mengaji bareng anak-anak. Jadi di SMP ada program yang khusus anak-anak yang lancar mengaji akan diikutkan kelas khusus mengaji. Mereka akan diajari membaca Al-Quran dengan benar dan juga diajari bagaimana cara membaca dengan indah, atau biasanya kita sebut dengan tartil Quran.

Program ini merupakan program yang dibuat oleh guru PAI selaku kepala sekolah kami saat itu. Program kelas khusus ini akan dibuka saat setelah pelajaran jam ketiga menuju jam istirahat, tepatnya jam delapan empat puluh lima menit. Jadi kami akan mengaji selama 15 menit dengan teman-teman dan yang akan mengajari ngaji yakni dia sendiri, guru PAI kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun