Mohon tunggu...
Yanti 232165083
Yanti 232165083 Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa universitas siliwangi dari jurusan pendidikan ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Industri Kriya: Tenun Sutra Kendra Sabilulungan III

1 Mei 2025   21:18 Diperbarui: 1 Mei 2025   21:48 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekelompok Mahasiswa Universitas Siliwangi mengunjungi Tenun Sutra Kendra Sabilulungan, Tasikmalaya (Foto: Dok.Pribadi)

Proses wawancara kepada pemilik Tenun Sutra Kendra Sabilulungan III (Foto: Dok.Pribadi)
Proses wawancara kepada pemilik Tenun Sutra Kendra Sabilulungan III (Foto: Dok.Pribadi)

Di kampung Karanganyar, Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, berdiri sebuah usaha kecil menengah yang tak hanya mempertahankan warisan keluarga, tetapi juga menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar. Kendra Sabilulungan, sebuah unit usaha tenun sutra, merupakan buah kerja keras dan semangat gotong royong yang telah diwariskan sejak tahun 1978. Usaha ini dimulai oleh orang tua dari Bapak Kendra, yang kala itu memfokuskan diri pada budidaya ulat sutra. 

Kini, usaha tersebut telah berkembang menjadi produsen kain tenun sutra berkualitas tinggi yang sudah dipasarkan hingga ke berbagai kota besar di Indonesia.

Awal Mula dan Filosofi Sabilulungan

Sumber: Tangkapan layar Kanal Youtube Bank Indonesia Tasikmalaya
Sumber: Tangkapan layar Kanal Youtube Bank Indonesia Tasikmalaya
Nama "Sabilulungan" sendiri berarti gotong royong, mencerminkan semangat kebersamaan yang menjadi fondasi utama dari usaha ini. Bapak Kendra mewarisi semangat ini dari ayahnya dan menjadikannya prinsip dalam setiap aspek usahanya. Berbekal pengalaman masa lalu dan kecintaannya terhadap kerajinan tradisional, ia memulai kembali budidaya ulat sutra, menanam pohon murbei sebagai sumber pakan utama, dan menggerakkan masyarakat sekitar untuk terlibat dalam setiap tahap produksi.

Proses Produksi: Dari Daun Murbei hingga Kain Berkualitas

Ulat sutra yang digunakan  (Foto: Dok.Pribadi)
Ulat sutra yang digunakan  (Foto: Dok.Pribadi)

Ulat sutra (Foto:Dok. Pribadi)
Ulat sutra (Foto:Dok. Pribadi)

Kepongpong atau kokon (Foto:Dok.Pribadi) 
Kepongpong atau kokon (Foto:Dok.Pribadi) 

Produksi kain tenun sutra di Kendra Sabilulungan dimulai dari budidaya ulat sutra. Ulat-ulat ini diberi pakan daun murbei yang kaya akan protein, menjadikannya sumber makanan esensial. Budidaya dilakukan secara berkala, biasanya satu siklus per bulan. Ulat berkembang menjadi kepompong atau kokon yang kemudian dipanen dan diproses menggunakan alat bernama seriflame. Kokon direbus dalam calostrat hingga menghasilkan benang sepanjang 900 meter. Ketebalan benang bisa mencapai 2%, tergantung dari kualitas makanan yang diberikan selama proses pemeliharaan.

Setelah menjadi benang, proses berlanjut ke tahap penenunan. Di sinilah benang-benang halus itu diolah menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) hingga menjadi kain berkualitas. Dalam satu hari, dua potong kain bulu bisa diselesaikan, sementara kain sulam membutuhkan waktu dua hari per potong. Pembuatan kain ini tidak hanya membutuhkan keterampilan, tapi juga ketelatenan dan kesabaran.

Produk dan Ciri Khas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun