Mohon tunggu...
065_Ninna Nur Ardiasfika
065_Ninna Nur Ardiasfika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

gagal adalah pengalaman berharga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikoedukasi dalam Meningkatkan Pengetahuan Guru dalam Menangani Bullying

22 Desember 2021   21:31 Diperbarui: 22 Desember 2021   21:33 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyaknya kasus bullying khususnya di sekolah membuat permasalahan baru yang bersifat internasional. Perilaku bullying di sekolah hampir setiap hari diterima oleh siswa. Banyak ditemukan kasus bullying ini dapat dilakukan di dalam kelas, saat istirahat, ataupun pada saat berada di rumah. 

Tidak banyak siswa yang mengalami bullying melaporkan kasus kepada orang tua, guru, atau orang disekitarnya karena merasa diancam oleh pelaku bullying. Pandangan orang mengenai bullying bajwa bullying merupakan masalah ada pula yang menganggap bulying adalah cara anak-anak bermain. 

Terjadinya bullying ini didapatkan pada siswa mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan yang tinggi. Menurut banyak siswa bahwa bullying yang dilakukan oleh anak-anak biasanya berupa yang menyakitkan hati, misalnya mengejek warna kulit, mengejek nama orang tua, dan juga banyak yang di mintai uang jajan. 

Dari hal ini biasanya guru hanya sebatas menganggap hanya anak-anak yang suka bermain. Kurangnya pengetahuan guru tersebut yang membuat semakin maraknya kasus bullying yang dialami oleh siswa karena kurangnya tindakan oleh guru.

Bullying adalah perilaku yang agresif yang dilakukan dengan berulang kali oleh seseorangyang memiliki kekuasaan yang dilakukan pada siswa yang lebih lemah dibandingkan siswa yang lain dengan tujuan menyakiti orang lain agar siswa yang memiliki kekuasaan menjadi puas. Terdapat bentuk bullying yaitu langsung dan tidak langsung. 

ullying langsung merupakan tindakan yang menyakiti secara langsung seperti menendang, menampar, menggigit, bahkan menghancurkan barang-barang milik korban. Sedangkan bullying tidak langsung adalah perilaku yang menyakiti hati korban seperti mengejek warna kulit, mengejek nama orang tua.

Bullying terjadi akibat adanya kekuasaan, bullying dapat terjadi jangka panjang akibat dampak yang dialaminya. Dampak yang dialami biasanya terhadap kesehatan mental dan fisik yang dialami oleh korban. 

Terjadinya ketakutan pada korban bullying terhadap olok-olokan, diancam, disakiti, bahkan dipermalukan didepan umum dapat menurunkan kemampuan belajar dan kemampuan berkomunikasi secara sosial bagi siswa yang menjadi korban bullying. 

Biasanya bullying terjadi saat tidak ada pengawasan orang dewasa disekitarnya. Korban bullying akan cenderung memisahkan diri pada sekitar mereka, menolak untuk bertemu siapapun, depresi, bahkan bisa saja terjadi keinginan untuk bunuh diri. Pelaku bullying dapat beresiko mengalami permasalahan sosial dan emosi.

Kasus bullying ini yang memiliki skala besar dalam hal penanganan adalah guru yang memiliki jangkauan luas untuk melakukan tindakan. Guru dapat berinteraksi pada pelaku bullying, korban bullying, saksi terjadinya bullying. Guru harus mempunyai komitmen yang penting agar kasus bullying di sekolah ini dapat menurun. Kunci utama dalam perubahan dan penurunan kasus bullying di sekolah agadalh guru yang memiliki batas lingkungan di sekolah.

Penyebab dari minimnya penanganan pada korban bullying yang dilakukan oleh guru adalah kurangnya pengetahuan guru terhadap penanganan mengenai bullying. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun