Mohon tunggu...
David Edison
David Edison Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Public Speaker

Alumnus STF Driyarkara Jakarta, Graduate 2014. Tertarik dengan masalah humanitas karena manusia pada kenyataan asalinya merupakan Subjek pada dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerahiman Allah Memerdekakan

14 April 2016   14:02 Diperbarui: 14 April 2016   14:25 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

David Edison, S.S

 [caption caption="Foto bersama rekan guru di Katedral Jakarta. Foto David "][/caption]“Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?

 Sungguhpun demikian tidak seekor pun  dari padanya yang dilupakan Allah,

 Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya.

 Karena itu jangan takut,

 karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit”


                                                Luk. 12:6-7

           

            Para pembaca yang terkasih, barangkali kita tidak asing dengan kutipan di atas. Hati kita terharu. Kita menyadari bahwa segala yang ada di bumi ini adalah hasil ciptaan Tuhan. Ia mengasihi semuanya dengan kasih tanpa batas.

Di antara semua ciptaan-Nya, manusia adalah ciptaan yang paling dikasihi-Nya. Tuhan menyebut masing-masing manusia sebagai anak-anak-Nya yang terkasih. Tuhan menulis nama manusia ditangan-Nya dan mengingat setiap manusia dalam kerahiman hati-Nya.

 

Tahun 2016: Tahun Suci Luar Biasa kerahiman Allah

            Pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus I melalui dokumen Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman) menetapkan tahun 2016 sebagai Tahun Suci (Yubileum) Luar Biasa Kerahiman Allah.

            Penetapan ini didorong oleh suatu kenyataan dunia yang semakin jatuh ke dalam dosa. Di berbagai tempat kita menyaksikan adanya peperangan, pembunuhan, pemerkosaan, korupsi, tindakan balas dendam, kebencian terhadap sesama, keegoisan, radikalisme agama, kemiskinan, kelaparan, dan masih banyak lagi. Sementara itu, usaha untuk membangun keadilan, perdamaian, cinta kasih, pengampunan, rekonsiliasi, dan saling menerima semakin sulit diwujudkan.

            Wajah dunia kita semakin suram dan menakutkan, bahkan mungkin tanpa harapan. Banyak anak bertumbuh dalam lingkungan dan budaya penuh persaingan, kekerasan, dan keegoisan. Lebih parah lagi karena sebagian keluarga tidak lagi menjadi tempat yang nyaman anggota-anggotanya, ada ketidakjujuran dan ketidakharmonisan, keegoisan dan cinta diri yang berlebihan.

            Dalam keadaan yang mengkhawatirkan ini, Bapa Suci mengajak kita untuk masuk ke dalam hati kita yang terdalam. Kita diajak untuk menemukan kerinduan kita yang terdalam, yaitu keinginan untuk dicintai dan dikasihi tanpa syarat. Tuhanlah yang mampu memenuhi kerinduan kita itu. Tidak yang lain.

            Ajakan utama Bapa Suci adalah bahwa kita harus  merasakan dalamnya kasih Tuhan dalam hidup kita. Allah itu maharahim, Allah itu maha pengampun. Allah itu mengasihi kita tanpa syarat. Allah itu mencintai semua orang tanpa membeda-bedakan. Allah itu menyerahkan anak-Nya yang tunggal demi menebus dunia. Demi kita!

 

Undangan Untuk Bertobat

“Bapamu yang di Surga menerbitkan matahari

 bagi orang jahat dan orang baik,

menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar”

(Bdk. Mat. 5:45)

 

            Pembaca yang budiman, seringkali bertindak demi menyenangkan diri sendiri. Dendam. Balas dendam. Kita juga menghitung-hitung kebaikan kita dan kejelekan orang lain. Kadang kita juga menginginkan agar orang lain bertindak sesuai dengan keinginan kita. Lebih dari itu semua, kita ingin terlihat suci dihadapan Tuhan dan sesama!

            Pastilah kita tergugah atau bahkan malu ketika menyadari bahwa Tuhan bertindak berbeda dari yang kita pikirkan atau lakukan. Tuhan selalu mengampuni dosa kita. Tuhan selalu hadir dalam setiap pergulatan hati kita. Tuhan mengasihi semua orang entah baik atau jahat. Tuhan mencintai kita dan orang-orang lain apa adanya.

            Kita patut gembira dengan kesadaran baru akan kasih Allah yang tidak bersyarat ini dan mengundang kita untukmengalami kerahiman Allah itu dan menghidupi kerahiman itu dalam cara hidup dan bertindak kita. Dengan  kata lain, kita diundang untuk bertobat. Kita diundang untuk mengubah cara pandang, sikap, dan tindakan kita.

                       

Kerahiman Allah Membebaskan

            Secara ringkas, tema “ Kerahiman Allah membebaskan” diterjemahkan sebagai undangan bagi kita semua untuk mengalami besar, luas, dan dalamnya kasih Allah bagi kita. Allah tidak memperhitungkan satu persatu kesalahan kita melainkan menggendong kita menuju jalan pertobatan. Allah mengundang kita untuk memaafkan diri kita sendiri, orang-orang yang kita benci dan kasihi, dan dunia secara keseluruhan.

Kita diajak untuk menjadi orang-orang merdeka karena kita mampu mengampuni dan mencintai tanpa mengharapkan balasan. Kita menjadi orang-orang merdeka karena kita menyadari diri kita sebagai anak-anak Allah. Terutama kita menjadi merdeka karena kita memperlakukan orang lain sebagaimana Allah memperlakukan kita.  Dengan cara pandang dan bertindak seperti kerahiman Allah, kita saling membebaskan.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun