Mohon tunggu...
04_Alif Yoga Adi Nugroho
04_Alif Yoga Adi Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa fkh unair 2023

Duta Genre Blora 22

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Stunting Semakin Genting? Lalu Apa Peran Remaja dalam Menangani Kasus Stunting?

18 Mei 2024   11:57 Diperbarui: 18 Mei 2024   12:16 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    

Stunting adalah gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis di 1000 hari pertama kehidupan. Kasus stunting ini menjadi momok di Indonesia karena kasus ini menjadi pusat perhatian pemerintah.  Di tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 % hal ini tergolong tinggi, karena menurut WHO batas minimum suatu negara terhadap kasusu stunting yaitu 20%. Stunting tidak hanya mempengaruhi fisik saja, tetapi stunting juga menghambat perkembangan otak anak, sehingga anak yang stunting akan lebih sulit dalam menerima materi sekolah. Hal ini menjadi tanggung jawab kita sebagai agent of change yang nantinya akan menghadapi Indonesia emas di tahun 2045, tentunya kita harus mempersiapkan diri dengan kualitas manusianya yang mumpuni. Salah satu hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan memberantas kasus stunting di Indonesia agar tercipta sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

 

    Stunting selain disebabkan karena kurangnya asupan gizi pada anak, hal ini juga disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu:

1. Kurang edukasi kepada orang tua balita

         Stunting tidak hanya terjadi pada kalangan orang kurang mampu, tetapi juga terjadi pada keluarga yang mampu secara finansial. Mereka tidak mengetahui makanan apa saja yang harus mereka berikan kepada anaknya semasa pertumbuhan. Banyak orang tua yang memberikan makan ke anaknya berupa makanan manis, dan lain-lain yang tidak kandungan gizinya sama sekali


2. Sanitasi yang buruk

       Lingkungan serta sumber mata air yang kotor merupakan salah satu faktor penyebab stunting, hal ini dikarenakan dengan air dan lingkungan yang kotor, tentunya kuman maupun bakteri akan dengan mudahnya mengkontaminasi makanan, yang pastinya makanan tersebut tidak ada kandungan gizinya lagi.

3. Pernikahan anak

      Di Indonesia sendiri, kasus pernikahan anak marak terjadi. Pernikahan yang belum siap secara fisik, mental, dan juga ekonomi akan berdampak negatif ke anaknya nanti. Dengan pernikahan anak, tentunya pihak perempuannya belum siap dibuahi oleh sel sperma, yang nantinya zigot tidak akan berkembang dengan maksimal, yang memicu bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang tentunya berpotensi bayi akan mengalami stunting

   Stunting tidak bisa dianggap remeh, karena hal ini mengancama masa depan bangs akita tercinta, bangsa Indonesia. Mari kita bersama-sama memberantas stunting demi masa depan bangsa yang lebih gemilang.  Kita sebagai remaja memiliki peranan yang penting dalam menangani kasus stunting. Sebagai calon penerus bangsa kita harus merencanakan masa depan kita dengan sebaik mungkin. Hal yang dapat kita lakukan yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun