Zio tersenyum dalam hati. Ia merasa seakan pesan itu ditujukan langsung kepadanya. Hari itu, ia bertekad untuk tidak lagi menjadi pribadi yang berwajah dua.
Sepulang sekolah, Zio merasakan hatinya lebih ringan. Ia mencoba menahan diri ketika teman-temannya mengajaknya ke warnet lagi. "Maaf, aku nggak bisa. Aku ada janji mau bantu kerja kelompok," jawabnya tegas. Teman-temannya heran, tapi Zio merasa bangga karena ia berhasil menepati ucapannya.
Hari-hari berikutnya, Zio mulai berusaha lebih disiplin. Ia sadar bahwa menjadi jujur dan menepati janji memang tidak mudah, tapi itulah latihan menjadi seorang muslim yang beriman. Perlahan, kepercayaan teman-temannya kembali tumbuh, dan Nafil pun semakin menghargai perubahan Zio.
Di dalam hati, Zio berdoa, "Ya Allah, lindungilah aku dari sifat munafik, dan jadikan aku termasuk orang yang jujur." Doa itu menjadi pengingat sekaligus tekad barunya untuk terus memperbaiki diri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI