Mohon tunggu...
Amandanylaa
Amandanylaa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Aku siswa kelas 12

Mengamati, menulis, merangkai, langkah menemukan keindahan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mental Sehat, Sebuah Keharusan

19 Oktober 2022   09:17 Diperbarui: 19 Oktober 2022   09:20 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mendapatkan kesehatan jiwa serta mental merupakan suatu kesejahteraan bagi suatu individu yang mampu menanggulangi tekanan kehidupan. Bukan hanya itu, individu tersebut dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya. Namun tidak semua individu dapat lepas dari kesehatan mental yang mengelilingi otaknya. Dengan banyaknya kasus mengerumuni telinga masyarakat, WFMH (World Federation for Mental Health) membentuk hari kesehatan mental sedunia pada 1992.

Saat pandemi melanda banyak masalah menimpa, mulai dari pendidikan, kemiskinan, dan kehilangan. Dampak psikisnya mungkin belum terlihat sangat  saat ini, namun perubahan pola asuh karena konstelasi keluarga sangat berpotensi membawa dampak psikis jangka panjang. Para ahli perkembangan juga memprediksi bahwa anak-anak dan remaja akan mengalami 'the longest and the darkness effect of pandemic' yang harus diantisipasi dan dikelola.

Dilansir dari  VOA (Voice Of America), bahwa data secara global menunjukkan banyaknya remaja berusia 10 hingga 19 tahun menderita gangguan kesehatan mental. Bahkan, hampir 46.000 remaja bunuh diri setiap tahunnya.

"Sebagian besar kondisi ini tidak ditangani akibat stigma yang melekat pada gangguan kesehatan mental. Selain itu, kurangnya investasi dari pemerintah, karena hanya sekitar dua persen dari anggaran kesehatan pemerintah yang dialokasikan untuk pengeluaran kesehatan mental. Kesehatan mental anak juga memburuk saat rutinitas harinya berbeda, seperti tidak datang ke sekolah dan tidak bersosialisasi dengan teman. Hal ini menjadi permasalahan yang besar terhadap mental anak di seluruh dunia" ucap James Elder (Juru bicara UNICEF)

Diana, psikolog dan peneliti dari UGM ini menjelaskan bahwa di negeri ini ada faktor-faktor yang secara umum dapat memperbesar resiko pengembangan gangguan jiwa, antara lain: kemiskinan dan pendidikan yang rendah, atau lebih tepatnya literasi kesehatan jiwa yang rendah. Kekerasan terhadap anak di rumah, menjadi salah satu faktor besar. Kekerasan antara remaja dan bullying di sekolah juga merupakan faktor resiko lainnya. Kemudian semua hal itu dapat berhubungan atau meninggikan resiko bunuh diri.

Kesehatan jiwa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesehatan fisik. Kesehatan jiwa tidak hanya terkait masalah manajemen orang dengan gangguan jiwa. Kesehatan jiwa berkaitan dengan kualitas hidup kita, produktivitas, dan wajah generasi masa depan anak bangsa. Membangun sistem kesehatan jiwa, berarti mengupayakan kualitas hidup yang baik, lebih maju dan produktif. Kesehatan jiwa adalah urusan semua jiwa. Maka dari itu wujudkanlah kesejahteraan mental kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun