Mohon tunggu...
Aisca Sabna Aisyah
Aisca Sabna Aisyah Mohon Tunggu... mahasiswa

berdoalah untuk yang terbaik, bersiaplah menghadapi yang terburuk—dengan langit harapan yang selalu terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jejak Radikalisme Digital: Analisis Simbol, Ideologi, dan Atribut di Media Sosial

8 Juli 2025   10:45 Diperbarui: 8 Juli 2025   10:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semakin berkembangnya teknologi membuat informasi yang ada di suatu daerah dapat disiarkan dalam skala global. Keberadaan new media adalah salah satu buah intelektual manusia yang dinamis, dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang pesat hingga pada akhirnya perbedaan ruang dan waktu tidak menjadi masalah. Teknologi informasi juga membuat perkembangan komunikasi menjadi lebih mudah untuk diakses. Dengan adanya internet, sekarang manusia dapat memperoleh informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Banyak sarana di dalam internet yang memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan komunikasi. Sisi positifnya adalah masyarakat yang telah menjadi pengguna aktif teknologi, situs-situs, serta media komunikasi sosial dapat menyampaikan informasi dan juga mendapatkan informasi secara lebih mudah dan cepat.

Namun di sisi lain, kemudahan dan cepatnya akses informasi juga membuka ruang bagi penyebaran ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan, seperti radikalisme, intoleransi, dan ekstremisme. Media sosial seperti TikTok, Facebook, dan X/Twitter, yang semula berfungsi sebagai sarana ekspresi diri dan interaksi sosial, kini turut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal sebagai alat propaganda dan perekrutan ideologis. Fenomena ini menjadi ancaman serius terhadap kohesi sosial dan integrasi bangsa, terutama di tengah masyarakat multikultural seperti Indonesia.

Kajian terhadap simbol-simbol radikalisme yang tersebar di media sosial menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk mengenali bentuk-bentuk penyebaran radikalisme digital, tetapi juga untuk memberikan respons kritis dari sudut pandang filsafat Islam. Pendekatan filsafat Islam digunakan untuk memahami bahwa nilai-nilai keagamaan sejatinya menjunjung tinggi toleransi, keadilan, dan perdamaian, yang bertentangan dengan paham radikal yang cenderung eksklusif dan destruktif.

Oleh karena itu, tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengidentifikasi simbol-simbol intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme di media sosial, serta menganalisisnya melalui pendekatan filsafat Islam agar dapat memberikan perspektif yang mencerahkan dalam merespons tantangan ideologis di era digital.

SUMBER DATA DAN IDENTIFIKASI SIMBOL RADIKALISME DI MEDIA SOSIAL

Simbol Ideologis dan Intoleransi Agama

Postingan: TikTok (akun Feldmaresciallo, 2023-08-02) menyoroti penolakan pembangunan gereja di Cilegon.

Deskripsi: Postingan menampilkan kutipan dari artikel Rizka Pratama Nurrila Sari yang menyatakan adanya intoleransi terhadap pembangunan gereja.

Analisis: Ini mencerminkan sikap eksklusif terhadap minoritas agama dan mencederai semangat toleransi antar umat beragama.

Simbol Keagamaan Eksklusif (Narasi Muslim Only)

Postingan: TikTok, komentar akun bernama "gerindra" menuliskan "Yang gak wajar itu kalau 24 tahun gak pernah sholat. (Muslim only)".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun