Mohon tunggu...
Qussairiy
Qussairiy Mohon Tunggu... Mahasiswa Perbandingan Mazhab Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Motto hidup: كن رجلا رجلاه في الثرى وهمته في الثريا Jadilah seseorang yang kedua kakinya di bumi namun cita-citanya di langit.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Phototaxis Democration In Indonesian

2 September 2025   21:10 Diperbarui: 2 September 2025   21:06 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah negara memiliki konsep tersendiri dalam menjalankan negaranya. Ada berbagai model sistem negara. Diantaranya adalah sistem Monarki, Tirani, Oligarki, dan Demokrasi. Negara kita yang tercinta ini, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Memilih sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. Bukan wilayah saya jika harus menjelaskan panjang lebar tentang apa itu monarki, oligarki dan lain sebagainya. Cukuplah para akademisi yang menjelaskan hal tersebut. 

Konsekuensi dari sistem demokrasi. Sebagaimana yang pernah dilontarkan oleh presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah "government of the people, by the people and for the people. (Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat). Salah satu wujud implentatif dari sistem demokrasi yakni dengan adanya PEMILU dimana rakyat bebas menentukan pilihannya. Namun jauh daripada itu satu-satunya subtansi dan esensial dari sistem demokrasi ialah "Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat". Begitupun amanat UUD 1945 yang menyatakan bahwa "Kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat". Hal itu sudah sangat jelas, kedaulatan milik rakyat. Bukan milik negara, bukan milik pejabat, bukan milik Oligarki, dan lain sebagainya.

Melihat situasi yang terjadi saat ini. Dengan adanya demonstrasi dimana-mana yang hampir di berbagai wilayah terjadi. Itu merupakan salah satu warna dari demokrasi. Karena fakta sejarah Indonesia bukan hanya saat ini terjadi demonstrasi. Sedari dulu sudah ada. Mungkinkah demonstrasi yang terjadi saat ini adalah bentuk kegagalan negara? Atau apakah dengan demonstrasi, aspirasi rakyat baru di dengar?. Tentu kita semua harus melihat dan menyikapi situasi ini dengan lebih jernih. Namun disini saya tidak akan membahas tentang apakah tindakan pemerintah salah atau benar. Tidak juga membahas apakah tindakan rakyat dalam warna demonstrasi salah atau benar. Saya cukupkan ketelusuran peristiwa yang terjadi ditangani oleh Pers maupun lembaga lainnya.

Saya mencoba menganalisa dengan Phototaxis. Kata yang sangat asing didengar, namun itulah bukti luasnya ilmu. Phototaxis adalah salah satu cabang Biological Science. Secara ontologic Phototaxis adalah gerakan atau perubahan motilitas suatu organisme sebagai respons terhadap rangsangan cahaya. Dibagi menjadi 2 jika organisme bergerak mendekati cahaya maka disebut Positive Phototaxis, jika sebaliknya yakni menjauhi sumber cahaya maka disebut Negative Phototaxis.

Sudah tepat jika saya katakan bahwa negara Indonesia adalah organisme. Dimana Indonesia memiliki entitas yang beragam dari Sabang sampai Merauke yang semua menjadi satu kesatuan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jika kita analogikan demikian dalam  phototaxis. Mau bergerak kemana Indonesia ini? Mendekati cahaya atau justru sebaliknya? Dengan berbagai peristiwa yang terjadi saat ini, apakah ini menjadi titik awal Indonesia menuju cahaya. Cahaya yang seperti apa? Jelas, cahaya yang dituju, berupa kebaikan, kemuliaan, kesejahteraan, kedaulatan dan keadilan. Sudah seharusnya dan sudah saatnya negara berbenah dalam tanda kutip "pemerintah, pejabat dan seluruh elemen berbenah dan memperbaiki hal yang harus diperbaiki untuk menuju cahaya" Bukan hanya itu, kita semua harus turut hadir dan juga berperan menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia karena kita sebangsa dan setanah air. Mari kita  semua bersatu menuju cahaya yang mulia itu.

Semuanya tidak akan berhasil jika kita tidak bersama dan bersatu dalam mencapai tujuan. Karena satu-satunya hal fundamental dalam mencapai tujuan adalah a fitting toghether (kebersamaan yang tepat). Dan saya yakin serta optimis dengan kebersamaan yang tepat kita bisa mewujudkan Indonesia Mulia.

Penulis: Qussairiy, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun