Mohon tunggu...
Aura Cahyaningtyas
Aura Cahyaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

sekecil apapun sebuah proses, proses tetaplah proses.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Launching dan Talkshow Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Budaya Lembata

11 Oktober 2022   23:15 Diperbarui: 11 Oktober 2022   23:44 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa (PMM) mitra dosen kelompok 207 yang beranggotakan yaitu Aura Cahyaningtyas, Fina Arianti dan Dwi Chandra Agus Rianto yang dibimbing oleh Beti Istanti Suwandayani S.Pd., M.Pd dan Vivi Kurnia Herviani S.Pd., M.Pd . Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 oktober 2022 di perpustakaan nasional kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur.

Dalam kegiatan launching & talk show ini yang dihadiri oleh tokoh adat, tokoh masyarakat,  pemerhati budaya, pemerhati pendidikan dan beberapa lainnya yang  membahas terkait dengan karakter peserta didik yang berpengaruh di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. 

Pada tahun ini diberlakukan peralihan dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka, pada kurikulum merdeka sangat bagus untuk mengekspresikan karakter peserta didik.

Dalam mengekspresikan karakter peserta didik dapat dilakukan melalui perantara kebudayaan. Di daerah Lembata sendiri, kebudayaan lembata sangat kental akan kebudayaannya.

Contoh budayanya seperti  pada lagu Baleo yang bermakna tradisi untuk berburu ikan paus, dalam hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa adat istiadat sangat lestari sampai sekarang. Adat istiadat termasuk salah satu contoh dari  keberagaman budaya yang ada di Lembata.

Dengan Budaya kita akan menemukan nilai seperti nilai pancasila, nilai-nilai agama, dan nilai tuhan. Nilai pancasila diimplementasikan pada kurikulum merdeka pada kurikulum merdeka. Ada pertanyaan menyatakan “mengapa harus memakai kurikulum merdeka untuk mengangkat budaya?”.

Menurut perwakilan kementerian pusat kurikulum dan pembelajaran karena dipastikan semua keberhasilan berawal dari perubahan dan juga memberikan keluasan bagi berbagai pihak. 

Dalam perubahan ini tentu dapat menimbulkan ketegangan budaya. Ketegangaan budaya yang paling dominan atau saat ini Prof Yus menanggapi pernyataan tersebut “barang siapa yang tidak mau berubah, maka pasti akan diubah pada waktunya”.

 Di Lembata sendiri sangat kaya akan budaya, nah untuk menjaga degradasi nilai budaya tersebut yaitu yang pertama dengan bangga akan budaya sendiri contohnya seperti pemanfaatan sarung. 

Di sekolah peserta didik diajak mengenal lingkungannya sendiri pada mata pelajaran IPA agar mengenal lingkungan mereka sendiri. Menanamkan nilai cinta pada peserta didik akan budaya sendiri. -PMM Mitra dosen kelompok 207

              

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun