Dari sisi ekonomi, sebagian kegiatan masyarakat di sekitar Tanah Abang dan Thamrin lumpuh. Direktur Utama Perum Pasar Jaya Arief Nasrudin kepada Kompascom, memperkirakan kerugian yang terjadi akibat tak beroperaisnya Pasar Tanah Abang lebih dari Rp 200 miliar.Â
Yang terlibat di sini tidak hanya pedagang besar, banyak juga pedagang-pedagang kecil, kuli angkut, perusahaan ekspedisi dan lainnya yang ikut terdampak.Â
Kerugian juga dialami oleh pusat perbelanjaan Sarinah dan sekitarnya. Namun yang memilukan adalah kisah seorang pedagang di Jalan KH Wahid Hasyim harus mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah karena barang dagangannya dijarah perusuh aksi 22 Mei 2019. Usma (64), mengungkapkan kepada Tribun kalau rokok dan minuman dagangannya habis dijarah massa yang mengamuk.
Keesokan harinya, ada sisi kemanusiaan lain yang harus kita lihat. Yakni para petugas PPSU. Seorang di antaranya mengatakan pada Tribun bahwa sampah yang terkumpul mencapai 72 karung dengan berat total mencapai 3,6 ton.Â
Ia dan kawan-kawannya bekerja mengumpulkan sampah sejak pukul 06.00 hingga 14.00 WIB. "Rata-rata isi sampahnya itu ban bekas, beling, dan batu," ujar Suharlan. Â
Para jurnalis pun turut serta dalam bela kemanusiaan. Satu yang cukup fenomenal adalah seorang jurnalis foto, Mas Agung Wilis Yudha Baskoro, berhasil menangkap momen humanis seorang anggota Brimob sedang video call dengan anaknya saat sedang istirahat.
Tidak berhenti di situ. Aksi bela manusia kemudian diperlihatkan Presiden Joko Widodo. Ia memanggil dua pedagang kelontong yang menjadi korban kerusuhan 22 Mei 2019 ke Istana Merdeka. Kedua pedagang itu bernama Abdul Rajab (60) dan Ismail (68).Â
Rajab berdagang di Jalan Wahid Hasyim. Sementara, Ismail berdagang di persimpangan antara Jalan Agus Salim dengan Jalan Wahid Hasyim. Barang dagangan kedua pedagang itu dijarah, bahkan uang tabungan Rajab diambil perusuh. Tidak ada yang tersisa.
"Presiden bantu berupa uang untuk modal lagi. Tapi nilainya kita belum tahu berapa ya," ujar Rajab, seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka kepada Kompascom, 24 Mei 2019. Â
Anies telah mengambil sikap untuk mengunjungi dan bersimpati kepada para korban kerusuhan atas nama kemanusian. Tetapi dia pun dikritik karena tindakannya itu menunjukkan keberpihakannya pada perusuh, yakni kelompok yang telah merugikan orang lain. Bahkan telah terungkap, bahwa beberapa di antara korban memang ikut aksi demi melakuan jihad.
Jokowi pun tidak lepas dari kritik, walaupun dia juga telah mengambil sikap untuk membela kemanusian dengan membantu korban kerusuhan. Bukan perusuhnya.Â