Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inikah Pernyataan yang Membuat Gubernur Anies "Dipecat" Jokowi?

1 November 2017   16:06 Diperbarui: 3 November 2017   23:58 7611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini saya membaca berita di Kompas.Com yang berjudul "Anies: 10 Proyek di Jakarta Tak Punya Analisis Dampak Lalu Lintas." Spontan saya kaget. Kenapa gubernur baru ini tidak mencari solusi atas kemacetan yang terjadi? Kenapa dia tidak juga memaparkan progam kerja pembangunan Jakarta yang pembangunan infrastrukturnya telah lama tertinggal?

Berikut pernyataan Anies yang mengindikasi bahwa orientasinya ke belakang dan ribet dengan urusan administrasi tanpa berpikir solusional.

"Ternyata di 10 titik itu tidak pernah dilakukan amdal lalin, analisis mengenai dampak lingkungan lalu lintas sehingga proyek-proyek itu dilakukan, punya dampak lalu lintas yang tidak pernah diantisipasi sebelumnya," kata Anies.

"Itu yang nanti akan kami evaluasi, kami akan cek. Ini kenyataannya sudah jalan, ini hal yang mengemuka dalam pertemuan dan nanti kami akan periksa semuanya lagi," katanya.

"Kalau menurut aturan, amdal lalin dulu, dari amdal lalin baru keluar IMB, baru kemudian bisa berjalan. Nah, amdal lalin-nya tidak ada, IMB-nya enggak mungkin keluar, proyeknya sudah jalan. Nanti dicek (IMB-nya)," kata Anies.

Tipe Jokowi

Indonesia pada umumnya dan DKI Jakarta pada khususnya sudah puluhan tahun terbawa arus wacana. Hampir semua proyek yang berjalan sekarang, ternyata kajiannya sudah ada puluhan tahun silam. Ambil contoh proyek MRT yang ternyata sudah dikaji sejak tahun 1986 dan akhirnya Jokowi pada Oktober 2013, kala itu Gubernur DKI Jakarta, mengeksekusi pembangunannya. Setelah 4 tahun dibangun, hingga September 2017 progres konstruksi MRT Jakarta fase I Lebak Bulus-Bundaran HI telah mencapai 80,15%.

Semangat kerja Jokowi tetap melekat saat dia melenggang ke Istana Negara. Dia memilih para menteri dengan kriteria bisa mengikuti ritme kerjanya. Tageline "Kerja, Kerja, Kerja" didengungkan sejak ia menjabat Presiden dan terus menjadi ritme kerja kabinetnya sampai sekarang. Bahkan setiap tahun ia selalu mengangkat tema "kerja" dalam metode kerja pemerintahannya.

Tahun 2015, Jokowi mengangkat tema "Ayo Kerja". Tahun 2016, Jokowi mengangkat tema "Kerja Nyata". Dan tahun ini, tema yang diangkat adalah "Kerja Bersama." Ketiga tema tersebut menjadi guideline kabinet kerja Jokowi untuk kerja "cepat".

Kerja cepat dengan target tinggi untuk 3 prioritas pembangunan (pembangunan infrastruktur, pembangunan manusia, dan melakukan deregulasi kebijakan ekonomi) tidak mungkin tanpa terobosan. Lihatlah bagaimana terobosan di bidang infrastruktur, Jokowi perintahkan untuk melakukan pembangunan masif dengan waktu kerja 24 jam selama 7 hari.

Di bidang pengelolaan hutan, Jokowi juga minta terobosan. Sehingga pengelolaan hutan memiliki dimensi ekonomi juga lingkungan. Pengelolaan hutan juga harus memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun