Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Di Gili Trawangan, Depan Belakang Sama Nikmatnya

30 Juli 2010   05:06 Diperbarui: 4 Maret 2020   15:12 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hal menarik lain yang dapat kita nikmati adalah tidak terdapat kendaraan bermotor. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda yang disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan dan cidomo. Tidak ada kendaraan bermotor yang melintas di Trawangan, juga di dua pulau lain, Meno dan Air.

Menurut Ido (20), pengendara Cidomo yang saya temui, penduduk setempat melarang kendaraan bermotor karena ingin menjaga pulau dari bahaya polusi. Selain itu, tentunya, menjamin keberlangsungan matapencarian penarik cidomo. "Kalau ada motor, pastinya tidak akan memilih cidomo," ujarnya.

Kuda-kuda yang ada di Trawangan, jelas Ido, merupakan kuda liar asal Sumba. Dari sana, kuda-kuda ini dibawa ke suatu tempat di Lombok untuk dijinakkan. Setelah itu baru dibawa dengan perahu ke Gili Trawangan.

Di Trawangan, ada 32 buah cidomo milik koperasi yang beroperasi. Penghasilan rata-rata penarik cidomo Rp 2 juta per hari. Tarif yang dikenakan kepada wisatawan sekitar Rp. 50 ribu - Rp30 ribu. Kalau kita mau keliling pulau sembari foto-foto kita bisa mengeluarkan Rp. 150ribu - Rp. 200 ribu.

"Susahnya kalau pas Agustus. Cidomo tidak bisa jalan karena jalanan penuh dengan wisatawan yang jalan kaki," kata Ido.

Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok. Cidomo merupakan singkatan dari cikar atau dokar mobil. Disebut demikian karena cidomo tidak memakai roda kayu seperti dokar atau delman, tapi malah menggunakan roda mobil bekas.

Pulau yang Aman

Lebih lanjut Ido mengisahkan bahwa di pulau tempat ia lahir ini hampir tidak pernah ada kerampokan atau kemalingan. Oleh karenanya tidak ada polisi di Trawangan. Faktor ini sangat penting, karena selain kenyamanan tentu juga keamanan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Saya hanya satu malam di pulau berpenduduk ramah tersebut. Walaupun ada rasa kecewa, tapi rasanya cukup bagi saya mencerap energi untuk kembali menghadapi tugas demi tugas. Perjalanan ke Trawangan menjadikan bagian hidupku berkesan, menerawang masa depan dari seberang pulau. (ONE)

Naskah ini juga ada di Blog Pribadi, ONEtimes.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun