Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Analytical Thinking", Cara Berpikir yang Efektif dalam Memecahkan Masalah!

28 Maret 2024   15:16 Diperbarui: 31 Maret 2024   03:57 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berpikir analitis. Sumber: Freepik/Rawpixel

Dalam hidup ini, kita selalu berhadapan dengan berbagai permasalahan. Kehidupan sendiri rupanya terdiri dari serangkaian masalah yang mesti dihadapi yang menuntut penyelesaian.

Melalui penanganan berbagai masalah mengantarkan orang untuk mencapai kemajuan. Artinya, mereka yang mampu menyelesaikan masalah demi masalah dengan baik akan memiliki kemampuan yang baik sebagai seorang problem solver, juga mencapai kemajuan.

Tidak ada kemajuan yang bisa dicapai tanpa menuntaskan masalah. Bukankah begitu?

Nah, pada artikel ini penulis akan mengemukakan secara singkat salah satu cara menghadapi masalah dan menyelesaiakannya dengan menggunakan cara atau pendekatan berpikir analitis (analytical thinking). 

Apa yang dimaksud dengan cara berpikir analitis ini? Apa manfaatnya? Lalu bagaimana tahapannya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?

Memahami Analytical Thinking

Ada banyak pendapat dari para ahli mengenai definisi analytical thinking ini. Berikut dikemukanan dua di antaranya.

Sitthipon (2012) menyatakan berpikir analitis adalah kompetensi dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan aspek- aspek yang dapat berupa objek, cerita atau kejadian, dan menemukan keterhubungannya.

Menurut Matthew  (2021) berpikir analitis adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dengan mengidentifikasi masalah, mengalisis informasi yang relevan, menggabungkan informasi tersebut, dan membuat kesimpulan.

Berdasarkan kedua definisi tentang berpikir analitis itu, secara ringkas dapat dikatakan bahwa berpikir analitias adalah cara berpikir yang terstruktur, dimulai dari mengidentifikasi masalah, menggali informasi yang relevan, membuat alternatif pemecahan, memilih salah satiu alternatif yang terbaik, dan akhirnya mengambil keputusan untuk dilaksanakan.

Jadi, berpikir analitis mengacu pada cara berpikir secara terstruktur dan sistematis untuk menemukan solusi terbaik. Cara berpikir ini banyak digunakan, baik dalam kaitannya dengan masalah pribadi dan pekerjaan maupun bisnis.

Dengan cara berpikir analitis memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih baik dan mendukung tujuan jangka panjang. Apabila prosesnya dilakukan secara cermat dan tepat, maka hasilnya akan sangat baik.

Analytical thinking (Sumber gambar: www.jobscan.co
Analytical thinking (Sumber gambar: www.jobscan.co
 

Contoh Kasus Pemecahan Masalah 

Untuk melengkapi uraian ini dan guna memperjelas proses penerapannya, berikut penulis sampaikan sebuah cara berpikir secara analitis dengan mengangkat sebuah contoh kasus dari dunia bisnis di bawah ini.

Seorang manajer di  sebuah perusahaan menemukan bahwa penjualan produk tertentu mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan bisnis perusahaan dan perlu ditangani dengan cepat.

Menghadapi masalah ini, sang manajer menerapkan cara berpikir analitis untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan melalui sejumlah langkah berikut ini.

  • Identifikasi Masalah. Tentukan produk mana yang mengalami penurunan penjualan. Pahami kapan penurunan penjualan mulai terjadi dan seberapa signifikannya.
  • Pengumpulan Informasi. Kumpulkan data penjualan terkait produk yang bersangkutan dari beberapa bulan terakhir. Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi penjualan
  • Analisis Data/Informasi.  Analisis tren penjualan produk tersebut dari waktu ke waktu. Identifikasi apakah ada pola atau tren tertentu yang dapat diidentifikasi.
  • Penentuan Tujuan. Tentukan tujuan spesifik yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan penjualan produk kembali ke level sebelumnya atau menemukan alternatif solusi.
  • Perumusan Hipotesis Solusi. Buat hipotesis tentang penyebab penurunan penjualan, misalnya perubahan dalam tren konsumen, persaingan yang lebih intens, atau masalah kualitas produk. Identifikasi solusi yang mungkin, seperti kampanye pemasaran baru, peningkatan kualitas produk, atau strategi harga baru.
  • Pengujian Hipotesis atau Evaluasi Solusi. Uji hipotesis melalui analisis lebih lanjut, seperti survei pelanggan atau analisis kompetitor. Evaluasi keefektifan solusi yang diusulkan dan dampaknya terhadap penjualan produk.
  • Pemilihan Solusi Terbaik. Pilih solusi yang paling memungkinkan berdasarkan analisis data dan hasil evaluasi. Rencanakan pelaksanaan solusi yang dipilih.
  • Perencanaan Tindakan. Rencanakan langkah-langkah spesifik yang diperlukan untuk menerapkan solusi, termasuk alokasi sumber daya dan penentuan jadwal.
  • Implementasi Solusi. Implementasikan solusi yang dipilih dengan hati-hati, termasuk pelaksanaan kampanye pemasaran baru, perbaikan kualitas produk, atau penyesuaian harga.
  • Evaluasi Hasil. Monitor hasil implementasi solusi secara teratur. Tinjau apakah penjualan produk mengalami peningkatan dan seberapa efektif solusi yang diterapkan.
  • Refleksi dan Pembelajaran. Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses dan hasil. Ambil pelajaran dari pengalaman tersebut untuk diterapkan pada masalah serupa di masa depan.

Sekilas tampak seakan-akan proses berpikir analitis itu cukup panjang. Untuk di awal mungkin terasa demikian. Namun, jika pembaca sudah terlatih dan terbiasa menggunakan cara berpikir ini, maka akan terasa jauh lebih mudah. Alah bisa karena biasa, bukan?

Berpikir analitis, cara efektif memecahkan masalah (Sumber gambar: growth-hackers.net).
Berpikir analitis, cara efektif memecahkan masalah (Sumber gambar: growth-hackers.net).

Itulah ikhwal tentang berpikir analitis, manfaat, tahapan, dan contohnya. Semoga bermanfaat untuk membantu pembaca dalam upaya memecahkan masalah secara sistematis dan terstruktur dengan hasil yang memuaskan.

(I Ketut Suweca, 28 Maret 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun