Jelang maghrib. Taman mulai sepi. Sejak tadi kau diam. Hanya memainkan jemarimu. Sesekali memandangku. Tapi segera kau alihkan wajahmu. Kau butuh waktu berfikir ulang pilihanmu. Ikuti ajakanku ke kampung Amak atau tidak. Aku menatapmu.
"Kalau belum siap. Lain kali saja, ya?"
"Nunik cuma..."
"Jangan merasa terpaksa! Mas gak suka. Nik tahu itu, kan?"
"Nik mau ikut!"
"Terus?"
"Mas serius ngajak Nunik, kan?"
"Iya!"
"Artinya Mas..."
"Iya! Sudah Mas putuskan!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!