Mohon tunggu...
yurnaldi panduko rajo
yurnaldi panduko rajo Mohon Tunggu...

menulis telah mengantarkannya menjelajah dunia imajinasi, dunia maya, dunia kata-kata, dan dunia nyata --dari benua Asia, Eropa, Afrika, hingga Australia. bersama sastrawan Hamsad Rangkuti, mengikuti pertemuan penulis dunia di Inggris, 2004. telah menulis dan mengeditori sejumlah buku. juga telah memberikan pelatihan kepada ribuan calon wartawan, wartawan, sarjana, mahasiswa, siswa, pejabat humas/public relation.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Risau Riau, Bedebah Dikau

24 Maret 2014   05:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:34 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_316726" align="alignnone" width="672" caption="Kebakaran hutan Riau "][/caption]

[caption id="attachment_316727" align="alignright" width="747" caption="Hutam Riau berganti sawit yang bikin risau"]

13955869501928198587
13955869501928198587
[/caption]

[caption id="attachment_316728" align="alignright" width="960" caption="foto satelit kebakaran hutan riau 2014"]

1395587121251182357
1395587121251182357
[/caption]

Risau Riau, Bedebah Dikau

:surat terbuka yurnaldi paduka raja buat pak tua

aku dan anak cucuku dalam ancaman dunia tanpa biosfir

hidup dalam laporan pejabat yang galir

nenekku bilang, bumi lancang kuningku dulu alang kepalang

hutan menghijau ditebang sayang

flora fauna hidup seimbang

tak ada gajah ngamuk, inyiak balang hidup tenang

ketika orde baru dan era reformasi bergulir

aku dan anak cucuku bagai hidup di bumi partikelir

duniaku adalah hutanhutan tanggul

yang kemudian disulap jadi jutaan hektar kebun kelapa sawit

agar riau unggul

musim kemarau tiba asapasap dibiarkan mengepul

penguasa daerahku, enak saja bersiulsiul

aku kehilangan matahari di bumi lancang kuningku

tapi hutanhutan baja dan tugutugu miliaran rupiah

tumbuh subur tak pernah layu

bertanyakan anak cucu, ke mana perginya banyu?

dimakan siapa itu kayukayu?

oh akankah anak cucuku hidup tanpa paruparu?

bumi lancang kuningku marah

kemarau tiba tanah rengkahtengkah

hujan tiba banjir pastilah

musibah demi musibah menyapu daerahdaerah

ulah pengusaha hutanku nan serakah

ulah penguasa dan pejabat daerahku

yang ingin kecipratan berkah

namun, apa kata penguasa;

"biarkan saja lah mereka merambah

itu kan sebagian kecil dari 113 juta hektar hutan milik pemerintah"

eyayai....mati se lah, dikau, bedebah!

pekanbaru, 17/12/2011

dumai, 23/03/2014

--------

Yurnaldi (atau sering dipanggil Nal atau daNal), atau lengkapnya Yurnaldi Paduka Raja, sejak mahasiswa sudah gemar menulis sajak dan artikel di puluhan media cetak daerah dan nasional.

Juga pernah jadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Padang (sekarang Universitas Negeri Padang). Beberapa kali juara menulis karya ilmiah dan jadi puluhan kali jadi pembicara seminar di tingkat daerah, regional, dan nasional. Juga dikenal sebagai mentor/instruktur jurnalistik dan konsultan media.

Ia mahasiswa pertama di Sumatera Barat, yang menulis dua buku ketika masih berstatus mahasiswa. Buku yang ditulis ketika itu adalah Kiat Praktis Jurnalistik dan Jurnalistik Siap Pakai. Buku tersebut hingga kini dicetak ulang dan jadi referensi mahasiswa komunikasi.

Sejak mahasiswa, tahun 1986, di samping penulis artikel, juga menulis karya jurnalistik.

Menekuni dunia kewartawanan sejak 30 tahun lalu, di mana 16 tahun di antaranya bergabung dengan KOMPAS. Salah seorang pendiri (dan pencipta logo) Forum Wartawan Peduli Aset Daerah Sumatera Barat, Padang Press Club (PPC), salah seorang pendiri dan pencipta logo Forum Wartawan Peduli Pariwisata Sumatera, sekaligus sebagai ketua pertamanya. Bergabung dengan KOMPAS tahun 1995 dan mundur 2011.

Sebagai wartawan profesional, telah melatih ribuan calon wartawan, wartawan, staf/kepala kehumasan, serta siswa dan mahasiswa peminat bidang jurnalistik. Buku-buku jurnalistiknya laris dan menjadi referensi, antara lain Kiat Praktis Jurnalistik (Penerbit Angkasa Raya, 1992, 2007), Jurnalistik Siap Pakai (Penerbit Angkasa Raya, 1992, 2007), Menjadi Wartawan Hebat (Citra Budaya Indonesia, 2004, 2008). Foto Jurnalistik: Menjadi Kaya dengan Foto (2001,2009), Jurnalisme Kompas (2013), Jawara Menulis Artikel (2013), akan terbit Jurnalisme Seni-Budaya.

Juga belasan buku-buku lain, baik yang ditulis sendiri maupun terhimpun dalam berbagai buku yang ditulis bersama wartawan KOMPAS dan wartawan media cetak lain. Beberapa kali karyanya memenangkan lomba karya jurnalistik dan juara satu mengarang tingkat nasional. Karya jurnalistiknya tentang PLN pernah mendapat penghargaan dari Menteri Pertambangan dan Energi. Tanggal 3 Maret 2009, karya jurnalistiknya tentang gizi/kesehatan yang dimuat di KOMPAS.com, memperoleh penghargaan terbaik dari PT Nestle Indonesia. Desember 2009 meraih juara satu lomba artikel antarjurnalis bertemakan Ciptakan Bumi yang Lebih Baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun