Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Refleksi Minggu | Hidup Hampa dan Sia-sia Tanpa Kesetiaan

13 Oktober 2019   16:07 Diperbarui: 13 Oktober 2019   16:59 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa dibayangkan, apabila ada seseorang yang tidak memiliki kesetiaan dalam menjalani hidupnya setiap hari, maka tidak pernah akan sampai pada tujuan akhir yang diinginkan.

Hidup yang benar harus dijalani dengan kesetiaan yang sungguh-sungguh hingga sampai pada akhir yang dituju. Kesetiaan membutuhkan pengorbanan, sebab pengorbanan menjadi bagian dasar dalam mencapai tujuan akhir.

Di dalam praktek, bisa disaksikan, begitu banyak orang yang tidak lagi memiliki kesetiaan dalam menjalani hidup. Bahkan apa yang menjadi panggilan kunci dan utama dalam hidupnya, sangat mungkin sudah dilupakan. Hidup seperti ini, hanya akan semakin mengantar perjalanan di luar jalur yang sebenarnya, dan itu pasti hasilnya kesia-siaan belaka.

Apapun yang menjadi panggilan hidupmu, pastikan dirimu, dan yakinkan pikiran dan hatimu, bahwa Anda sedang dalam jalur yang benar dengan kesetiaan 100%.

IV.

Di dalam buku perjanjian baru, Rasul Paulus sangat mengapresiasi dan memuji kesetiaan yang dipertontonkan oleh warga jemaat yang ada di kota Tesalonika atas perjuangan mereka, terkait dengan (i) pekerjaan iman, (ii) usaha dan perjuangan kasih mereka, dan (iii) ketekunan akan pengharapan mereka kepada Tuhan. 

Keadaan yang dihadapi oleh warga jemaat di kota Tesalonika ini tidak mudah, banyak tantangan berat yang menghadang, terutama mereka harus meninggalkan hidup lama mereka untuk melayani Allah yang hidup dan benar, terutama untuk menantikan kedatangan Sang Juru Selamat kehiduapan mereka.

Kesetiaan mereka diuji akan pengharapan yang sangat besar akan kasih Sang Juru Selamat kehidupan sebagai sumber inspirasi yang memberikan fokus hidup hanya kepada sang juru selamat.

Fokus kepada pengharapan kedatangan Juru Selamat, memberikan kekuatan yang luar biasa buat mereka untuk melupakan semua masalah dan kesulitan hidup yang mendera mereka hari demi hari. Termasuk kesanggupan dan kemauan serta kemampuan mereka untuk bersaksi dan memberitakan kabar baik bagi keselamatan semua orang.

Warga jemaat di Tesalonika seakan mendapatkan sebuah kekuatan, kemampuan bahkan pengetahuan untuk terus bersaksi akan kedatangan Sang Penyelamat, karena mereka sangat setia pada pengharapan dan kasih yang menjadi panggilan hidup percaya dan iman dalam diri mereka.

Darimana sumber kekuatan yang dimiliki itu? Tentu saja dari Tuhan sendiri melalui Roh Kudus yang menemani dan menuntun warga jemaat melakukan perkara-perkara imaniah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun