Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

Gagal SBMPTN, Bukan Akhir Segala-galanya!

2 Juli 2018   20:16 Diperbarui: 9 Juli 2019   16:04 2090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
style.tribunnews.com

Gagal SBM-PTN Bukan Akhir Segala-galanya !!

Malam ini hingga besok sore akan menjadi detik-detik yang sungguh menegangkan , paling tidak bagi 860.071 orang calon mahasiswa yang sudah mengikuti Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Tahun Ajaran 2018/2019. Besok hari, Selasa tanggal 3 Juli 2018 pukul 17.00 akan diumumkan secara serentak, siapa saja yang akan diterima di sekitar 85 buah Perguruan Tinggi Negeri yang ada di seantero negeri ini.

Mengapa menjadi harus menegangkan hingga copot jantung ? Ya, karena yang diterima hanya 128.085 calon mahasiswa dengan berbagai program studi dan jurusan yang ada. Hmm.. perbandingan yang menurut analis 1:15 orang. 

Persaingan yang sangat ketat dan sengit. Wajar setiap siswa merasa tegang menunggu hasilnya. Paling tidak, apabila diterima diantara kandidat itu akan menjadi kebanggaan tersendiri dan menjadi sumber motivasi belajar yang sangat bermanfaat bagi masa depan yang lebih baik. 

Ini berarti, kalau begitu, ada sekitar  731.916 orang yang akan tersisih dari panggung SBM PTN ini dan mesti mencari jalan lain untuk meneruskan studinya di perguruan tinggi.

Dan dipastikan pula bahwa yang tegang, bukan saja si calon mahasiswa ini tetapi juga ikut tegang adalah orang tua bahkan seluruh keluarga. Selama beberapa hari terakhir ini, banyak teman-teman minta dukungan doa agar putra atau putrinya bisa lolos SBM-PTN. 

Permintaan yang sungguh sangat bisa  di phami. Tidak ada yang mustahil bagi Yang Maha Kuasa, bila segala upaya yang terbaik sudah dilakukan, biarlah Tuhan yang mengerjakan bagianNYA.

Gagal SBM PTN, Coba jalur lain !

Mengingat persaingan begitu ketat maka angka yang gugur tentu sangat banyak. Walaupun begitu, pada umumnya calon mahasiswa ini sudah memikirkan kemungkinan kegagalan yang ada dihadapi. 

Oleh karenanya  sebagian besar masih mencoba jalur lain yang masih terbuka di PTN seperti Simaks, Jalur Mandiri, dan Jalur extra lainnya. Kendati jalur ini juga relatif lebih ketat lagi karena jumlah yang diterima relatif sedikit karena daya tampung yang semakin sedikit, tetapi juga ada extra-cost yang relatif tidak murah bila diterima.

Dalam banyak kasus, ada calon-calon mahasiswa yang benar-benar hanya mengandalkan jalur SBM-PTN dan saking yakinnya pun tidak merasa perlu mencoba pilihan lainnya. Sikap yang tidak keliru sejauh hasilnya bisa memenuhi harapan. 

Tetapi bila meleset tentu akan menjadi permasalahan baru untuk diselesaikan. Saya juga mengenal banyak anak-anak yang tidak pernah putus asa untuk menembus PTN favoritnya, sehingga kalaupun total gagal tahun ini, akan mencoba lagi tahun berikutnya. 

Sebuah sikap perjuangan yang bagus dan pantang menyerah. Sebab, bagaimanapun, cepat atau lambat selesaikan studi di PTN bukan ukuran lebih dulu masuk atau telat setahun.

Ngototnya masuk di PTN bisa dipahami bagi bagi calon mahasiswa. Selain biayanya yang relatif lebih murah dibandingkan PTS, tetapi tentu saja jaminan pengendalian dan hasil kualitas yang akan dicapai. 

Berharap tidak banyak mengalami kesulitan untuk mencari kerja nantinya kalau sudah selesai studi. Bahkan ada saja anak-anak yang merasa kalau alumni PTN ternama bisa menjadi calon-calo Menteri atau Menjadi Pejabat di Pemerintah kelak di kemudian hari. Hmm..mimpi yang sangat inspiratif !

Gagal ke PTN masuklah ke PTS!

Sesungguhnya gagal masuk PTN melalui jalur SNMPTN maupun SBM-PTN tentu bukanlah akhir segala-galanya bagi calon mahasiswa. Karena masih ada wadah Perguruan Tinggi Swasta yang bisa dipertimbangkan sebagai pilihan melanjutkan studi sesuai dengan jurusan yang diminati. Karena saat ini sangat banyak PTS yang memiliki kualitas yang tidak kalah dengan PTN-PTN, bahkan ada yang berkualitas internasional.

Dengan sistem akreditasi nasional yang sangat ketat yang dilakukan oleh pemerintah, maka sangat banyak PTS yang telah mencapai Kualifikasi Akreditasi A, baik untuk program studi maupun untuk lembaga atau institusi sebagai indikasi kualitas yang tak perlu diragukan lagi. Jadi, yang gagal masuk PTN musti memikirkan dengan cepat PTS yang cocok untuk dipilih. Dan sebaiknya tidaklah terlambat karena PTS PTS yang terbaik juga menerapkan sistem seleksi yang ketat dan terkendali secara kualitas.

Bila dilihat data-data yang ada pada  Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT), jumlah PTS yang terakreditasi A mencapai 27 Universitas, dan pada pihak lain yang memiliki akreditasi B sebanyak 397 universitas,  sedangkan jumlah  akreditasi C sebanyak 715 universitas.  Bahkan ada beberapa PTS yang memiliki Akreditasi A sekaligus bersertifikasi Internasional baik pada level program S1, S2 dan Doktor dalam berbagai program studi.

Tak hanya itu saja, sejumlah PTS yang berkualitas pada umumnya memilih link dengan dunia industri, bisnis dan berbagai jaringan yang menampung semua lulusan perguruan tingginya. Program semacam ini diwujudkan dalam bentuk beasiswa, coach training, studi lanjut dan sebagainya.

Saat ini, bagi calon mahasiswa tersedia berbagai pilihan untuk meneruskan studi yang tidak terbatas hanya di PTN saja yang memang sangat terbatas daya tampung. Situasi sekarang jauh berbeda dengan 20 tahun silam ketika pilihan itu menjadi sangat terbatas sehingga banyak calon mahasiswa yang mesti menganggur untuk menunggu kesempatan berikut.

Jadi, bila gagal SBM PTN, dunia belum berakhir ! Selamat bagi yang diterima di SBM-PTN. Anda memang memenangkan persaingan. Semoga tetap menjadi yang terbaik !

Yupiter Gulo, 2 Juli 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun