Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Tentang Kita, Mimpi Amerika, dan Teror Doppelgänger dalam "Us"

21 Maret 2019   10:31 Diperbarui: 21 Maret 2019   14:03 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Us, Horror Penuh Alegori dan Metafora

*catatan: bab ini berisi pembahasan banyak clue yang berpotensi menyebabkan spoiler. Jika anda berniat menyaksikan film ini tanpa spoiler, maka bisa berhenti membaca tulisan saya sampai disini.

Jika anda menyukai Get Out yang begitu meninggalkan banyak pesan tersirat, plot twist serta visual imajinatif, anda pasti akan menyukai film Us ini. Pasalnya, Us menawarkan lebih dari apa yang sudah disajikan pada film Get Out. Bahkan, kali ini Jordan Peele nampak lebih liar memasukkan unsur-unsur yang mengandung metafora dan alegori, baik yang terlihat maupun yang disampaikan secara tersirat.

Cnn.com
Cnn.com
Us jelas bukan menjadi sajian horror yang sekadar mengandalkan teriakan para pemainnya, suasana mencekam, ataupun adegan banjir darah. Us, menawarkan sebuah horror yang berbeda, dimana isu sosial menjadi dasar dalam pembentukan suasana teror dan apokaliptik di film tersebut.

Selain konsep parallel universe yang coba diusung oleh Jordan Peele dalam film ini, Us yang dalam bahasa Indonesia berarti "kita", dalam beberapa hal bisa menjadi sindiran bagi diri kita sendiri. Namun di beberapa hal, Us juga menjadi semacam sindiran bagi US(United States) dalam hal perwujudan mimpi Amerika yang seolah semu.

Contohnya, di awal film saja kita sudah diberikan narasi tentang lorong stasiun bawah tanah yang membentang di sepanjang Amerika. Dimana hal tersebut bisa dianggap sebagai satir atas kesenjangan sosial masyarakat kelas sosial bawah dan tentunya kulit hitam di Amerika, yang memiliki perbedaan kehidupan yang cukup jauh. Dan hal tersebut nyatanya masih terjadi hingga kini.

Hands Across America (history.com)
Hands Across America (history.com)
Festival amal yang bertajuk Hands Across America di tahun 1986, yang juga menjadi referensi adegan pada film ini, juga memiliki makna tersendiri. Seperti kita tahu, festival yang mampu membuat sekitar 6 juta warga AS saling berpegang tangan selama 15 menit dan membentuk rantai manusia terpanjang di hampir seluruh wilayah Amerika kala itu, menjadi festival yang konon berhasil menunjukkan sisi kepedulian masyarakat Amerika terhadap kelaparan di Afrika.

Hanya saja festival tersebut juga sering dianggap sebagai contoh ambisi Amerika dalam membentuk 'tembok' mereka sendiri untuk dilihat dunia. Dan tembok nyata tersebut sejatinya sudah dibuat oleh Trump di masa kini yang menjadi pemisah antara Amerika dan Mexico. 

Pitchfork.com
Pitchfork.com
Sama seperti salah satu adegan yang mengatakan bahwa keluarga Wilson harus kabur ke Mexico, hal ini menjadi semacam kontradiksi akan apa yang ingin dilakukan Trump untuk melindungi warganya dari gangguan imigran Mexico yang dianggapnya berbahaya. Karena terkadang bahaya yang lebih besar tersebut justru bukan datang dari luar tembok, melainkan apa yang muncul dari dalam tembok itu sendiri.

Kehadiran teror doppelganger pun memiliki maknanya tersendiri. Banyak yang mengatakan dan percaya apabila kita bertemu dengan doppelganger, maka itu adalah pertanda buruk dan salah satu akan/harus mati. Karena tak bisa ada 2 orang yang sama hidup di satu dunia.

Movieweb.com
Movieweb.com
Sama seperti kehadiran doppelganger yang berbahaya tersebut, Us, seakan ingin menunjukkan bahwa sejatinya musuh terbesar dalam hidup adalah diri sendiri. Banyak orang yang tak siap ketika melihat adanya sisi jahat atau kesalahan dari dalam diri sendiri, namun begitu mudahnya jika melihat kesalahan orang lain di sekelilingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun