Mohon tunggu...
Yohanes Anggoro
Yohanes Anggoro Mohon Tunggu... -

Cah Ndeso Pengen Pinter

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sangatta - Kota Pertambangan Batubara

2 Juni 2012   10:58 Diperbarui: 4 April 2017   17:56 4783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1338634390824046472
1338634390824046472
Perjalanan ke Sangatta dilakukan pada 15 Desember 2008 s/d 22 Desember 2008, dimulai perjalanan dari Jakarta menuju Balikpapan (Bandara Sepinggan) saya menggunakan GI  Airlines, perjalanan tersebut memakan waktu selama +/- 2 jam.  Sesampainya di Bandara Sepinggan tersebut rencana saya akan melanjutkan perjalanan ke Sangatta (bandara tanjung bara) menggunakan pesawat jenis casa yang hanya membutuhkan waktu +/- 1 jam dan ongkos berkisar antara 700rb – 1 juta. Bandara Tanjung Bara adalah bandara kecil milik perusahaan penambangan batubara PT KPC. Hanya ada satu pesawat yang melayani route Sepinggan – Tanjung Bara, pesawat kecil milik perusahaan tambang batubara PT KPC. Namun pada saat tersebut, saya kehabisan tiket pesawat tersebut sehingga mau tidak mau saya harus menempuh perjalanan darat dimana rute yang saya tempuh yaitu Balikpapan – Samarinda – Bontang – Sangatta  dalam waktu 6-7 jam. Kontras dengan waktu perjalanan Jakarta – Balikpapan yang kami tempuh dengan Garuda selama +/- 2 jam.  Perjalanan darat tersebut dapat dilakukan dengan menyewa Taxi bandara dimana tarifnya sekitar 800rb untuk rute dari Balikpapan menuju ke Sangatta namun tidak semua taxi bersedia mengantar kita sampai ke Sangatta, karena sepanjang jalan dari bontang ke sangatta sangat memprihatinkan.  Sehingga saya berinisiatif menggunakan taxi bandara hanya sampai ke Samarinda dengan ongkos 250rb kemudian saya melanjutkan perjalanan ke sangatta menggunakan mobil dinas kantor cabang samarinda. Sesampainya di Sangatta pukul 1 malam dimana saya sempat kaget melihat kondisi kota Sangatta yang dugaan saya sangat gersang, dan malam itu pun saya hanya mendapatkan kelas hotel yang cukup sederhana karena Hotel Royal Victoria yang dinilai bagus telah habis di booking oleh karyawan KPC (Kaltim Prima Coal).  Ternyata benar dugaan saya bahwa pada siang hari saya menyusuri jalan sepanjang hotel menuju kantor cabang yang baru, jalanan tsb sangatlah gersang dan berdebu serta cuacanya yang panas sekali . Biaya hidup dan standar kehidupan di sangatta terhitung lebih tinggi dibanding Jakarta mungkin hal ini disebabkan oleh karena Sangatta merupakan kota pertambangan dimana hampir 95 % warga setempat hidup dari tambang sehingga untuk kebutuhan hidup warga sangatta harus mengambil dari kota lain.  Tambang batubara yang tersebar di sangatta tersebut adalah KPC (Kaltim Prima Coal) Di Sangatta terdapat perusahaan penghasil batubara yaitu PT. Kaltim Prima Coal (KPC) yang berdiri sejak tahun 1991. Pada tahun 2007 perusahaan tambang ini memperkerjakan lebih dari 3.500 karyawan dan 5.000 karyawan kontraktor. Kegiatan tambang batubara di pinggir kota Sangata di kelola oleh PT KPC. Area penambangannya sangat luas dan merupakan tambang batubara terbuka. Di area penambangan, beraneka macam kendaraan berat sibuk melakukan kegiatan penambangan. Excavator menggali, mengambil, kemudian menumpahkan batubara ke dalam bak dump truck yang sudah siap menunggu. Dump truck yang sudah penuh batubara kemudian berjalan menuju tempat penampungan sementara di pelabuhan. Dari tempat penampungan sementara, batubara dimasukkan ke dalam kapal pengangkut dengan menggunakan belt conveyor. Kapal pengankut yang sudah penuh batubara pergi meninggalkan pelabuhan menuju tempat tujuan. Sebagian besar menuju ke luar negri, menuju negara import. Muatan kapal pengangkut cukup banyak. Untuk kapal ukuran kecil, sekali angkut mencapai antara empat puluh ribu sampai delapan puluh ribu ton. Konon, jumlah produksi penambangan batubara oleh PT KPC di Sangata pada tahun 2007 mencapai sekitar 40 juta ton. Sebagian besar di export dan sebagian kecil untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN. Sebagai penambang batu bara besar milik keluarga Bakri, perusahaan ini membangun komplek elit tempat hunian para karyawannya. Dengan fasilitas yang lengkap, mewah, dan modern, fasilitas ini meliputi perkantoran, perumahan, fasilitas olahraga, klinik kesehatan, pendidikan, ibadah, dsb. Fasilitas olahraganya sangat lengkap, meliputi lapangan tenis, badminton, bola voli, lapangan bola, kolam renang dan lapangan golf. Bahkan bandara Tanjung Bara, juga berada dalam komplek penambangan batubara PT KPC. Sepulangnya dari sangatta saya diantar oleh mobil dinas cabang Bontang menuju ke Balikpapan, perjalanan tersebut memakan waktu 5-6 jam, dan sesampainya di Balikpapan pukul 2 malam dan mengambil hotel di Hotel City.  Untuk oleh-oleh khas Balikpapan saya membeli amplang kuku macan dan snack kering lainnya, sebenarnya ada banyak sekali yang ingin saya lihat di Pasar Sayur (pusat tempat oleh2) dan juga membeli Kepiting Kenari, namun karena waktu yang mendesak untuk kembali ke Jakarta maka terpaksa keinginan saya tersebut saya pending terlebih dahulu.  Transportasi dari Hotel City menuju bandara sepinggan tsb saya menggunakan mobil hotel dengan charge 50rb. Demikian pengalaman saya sepanjang malakukan perjalanan ke sangatta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun