Mohon tunggu...
Sofie Marhamah
Sofie Marhamah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampung Akuarium adalah Bukti Penggusuran Rezim Ahok-Djarot

12 April 2017   12:32 Diperbarui: 12 April 2017   12:35 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/16/04/21/o5z8kn330-mahasiswi-unj-jadi-korban-penggusuran-di-kampung-akuarium

Apa lagi yang hendak disanggah oleh para pendukung Ahok-Djarot mengenai kenyataan bahwa pemerintahan Ahok-Djarot di Jakarta adalah rezim gusur. Kampong akuarium adalah bukti ketidakadilan pemeintah DKI Jakarta di bawaha Ahok-Djarot. Rakyat kecil digusur dengan cara yang tidak pantas, tanpa dialog dan musyawarah yang layak.

Kampung Akurium sebenarnya memiliki sejarah panjang karena posisinya yang berbatasan langsung dengan pelabuhan Sunda Kelapa. Sebagai kampong di daerah pesisir pantai dan pelabuhan, Kampung Akuarium menjadi tempat bertemunya banyak orang dari berbagai tempat. Sayangnya, tempat itu hari ini hanya berwujud bongkahan-bongkahan bangunan bekas penggusuran.

Ahok-Djarot dan para pendukungnya tentu saja menolak disebut tukang gusur. Mereka mengkalim bukan menggusur tapi merelokasi warga. Padahal, tidak ada yang berbeda antara merelokasi dengan menggusur, terutama dalam kontesk masyarakat di kampong Akuarium. Kehidupan masyarakat di tempat itu semakin buruk. Selain tempat tinggal yang tak menentu, mereka juga kini menderita banyak penyakit.

Karena itu wajar jika masyarakat kampong Akuarium menyebut penggusuran rumah-rumah mereka sebagai tragedy. Inilah yang dikatakan oleh salah seorang tokoh kampong Akuarium, Tedi Kusnedi (57) dalam acara peringatan satu tahun penggusuran kampong Akuarium.

Melalui acara peringatan tersebut, mereka hendak menunjukkan kepada pemerintah Provensi DKI Jakarta bahwa mereka masih bertahan di tempat itu, bertahan untuk melawan kedzoliman penguasa atas hajat hidup mereka. Mereka memang sudah kalah, tapi bukan berarti perlawanan mereka berhenti. Dan akhirnya mereka menemukan momentum itu, yakni hajatan demokrasi bernama Pilkada dimana setiap suara dari mereka memiliki arti yang menentukan.

Tedi Kusnedi juga mengatakan bahwa pristiwa penggusuran menimbulkan trauma berat bagi anak-anak kampong Akuarium. Saat ini, rasa benci membuncah dari lubuk hati mereka ketika melihat satpol PP. Wajar, satpol PP adalah petugas pemprov DKI Jakarta yang langsung membongkar tempat tinggal yang mereka huni bertahun-tahun.

Kampung Akuarium adalah bukti ketidakadilan kepada rakyat kecil dan bukti yang tidak bisa dipungkiri bahwa Ahok-Djarot merupakan rezim penggusur.

Referensi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun