Sedekah Jariyah pahalanya akan terus mengalir, sesuai dengan namanya walaupun orangnya sudah wafat. Ilmu yang manfaat itu akan mengalir kebaikannya walaupun seseorang sudah tiada. Begitulah penjelasan Rosulullah SAW, sekaligus memberikan motifasi agar setiap umatnya menjadi orang yang suka membagikan sebagian hartanya untuk kebaikan.
Anak yang saleh juga akan terus mendoakan kedua orangtuanya setiap saat dan waktu dimanapun berada walaupun tidak pernah di minta. Setiap kebaikan yang dilakukan sang anak, secara otomatis orangtua yang sudah di alam barzah memperoleh kebaikanya. Beruntung sekali bagi orang tua yang memiliki putra-putri yang sholihah.
Anak Saleh itu setiap sholat lima waktu selalu mendoakan kedua orangtuanya. Bagi anak yang sholeh, mendoakan orangtua yang sudah tiada wajib baginya. Ketika membaca Al-Quran, anak yang sholeh juga menghadiakan pahalanya kepada kedua orangtuanya yang sudah ada di alam barzah. Walaupun tidak dihadiahkan, secara otomatis pahala itu nyampek.
Begiitu juga ketika menunaikan ibadah haji dan umrah. Anak Sholeh juga meniatkan haji dan umrah untuk kedua orangtuanya (badal haji). Setiap langkah thowaf akan menjadi nilai ibadah dan mengangkat derajat orangtuanya di alam barzah. Kadang ketika memiliki materi seorang anak akan bersedekah untuk orangtuanya. Kadang juga mewakafkan sebagian tanah yang dimilikinya untuk keperluan masjid atau madrasah yang dikhususkan untuk orangtua.
Anak Sholeh itu setiap saat mendatangi makam orangtuanya, khususnya saat menjelang bulan Ramadhan dan saat hari raya tiba. Ziarah kubur itu merupakan sunnah Rosulullah SAW, sebagaimana yang diajarkan Rosulullah SAW kepada sahabatnya. Nabi SAW pernah berziarah ke Makam Ibundanya yang jaraknya begitu jauh dari Madinah. Ketika sampai di Makam ibunya, Rosulullah SAW menangis, kemudian para sahabat-pun ikut serta larus dalam tangisan.
Jika Nabi SAW menziarahi makam ibunya yang jaraknya lebih dari 100 Km, dengan kondisi jalan yang tidak bagus, serta dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Maka, akan tidak elok, jika seorang mukmin yang cinta kepada Rosulullah SAW tidak pernah datang berziarah ke Makam orangtuanya, dengan alasan jaraknya jauh. Dan yang lebih mengelikan alasan yang dikemukakan “bidah”.
Setiap menjelang Ramadhan, hendaknya seorang berziarah dan membersihkan kuburannya sekaligus memberikan pelajaran kepada putra-putrinya bahwa itu bagian dari ajaran RosulullahSAW. Tidak pula mengenalkan kepada anak-anak, tempat makam kakeknya kepada putranya. Itulah kegiatan Anak Sholeh terhadap kedua orangtuanya.
Oleh karena itulah, sebagian besar orangtua yang baik itu selalu mengajarkan ngaji Al-Quran dang ngaji ilmu agama agar mengerti ahlak. Sehebat apapun ilmunya, dan sebanyak apapun hartanya tetapi jika budi pekerti rendah, maka tidak ada gunanya. Maka dari itu, orangtua biasanya mendidik putra-putrinya di pesantren atau di lembaha pendidikan yang mengajarkan ilmu agama dan ahlak.
Dengan bekal ilmu agama dan ahlak, maka seorang mengerti bagaimana bersikap kepada Ayah dan ibunya serta bagaimana bersikap kepada tetangga dan kerabatnya. Setiap tahun orang akan semakin cerdas dan berkembang ilmu pengetahuan dan tehnologinya. Tetapi, jika tidak memiliki ahlak, maka tidak ada artinya ilmu yang dimilikinya. Orang tua akan bangga dengan putranya yang biasa-biasa saja, tetapi memiliki budi pekerti terhadap kedua orangtuanya.
Di dalam Al-Quran, Lukman Hakim sebagai orangtua perpesan berpesan agar jangan sekali-kali menyekutukan Allah SWT. Karena Syirik itu termasuk dosa yang sangat besar. Jik mati dalam kondisi Syirik, selamanya akan di Neraka. Orangtua juga mengajarkan bagaiamana cinta kepada Rosulullah SAW dan keluarga dan sahabatnya. Karena dengan cinta itu seorang anak anak akan meniru orang yang dicintainya, termasuk mencintai dan menjunjung tinggi martabat kedua orangtuanya.
Orangtua juga berpesan agar menjaga sholat lima waktu dengan baik. Karena sholat yang baik itu juga akan menjadikan keluarga menjadi baik. Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya kaya, karena kaya itu seringkali membawa petaka jika tidak didasari ilmu agama. Sebaliknya, orang yang memiliki bekal ilmu agama dan ahlak, dengan mudah menjadi orang kaya. Kalau menjadi orang kaya, pasti akan menjadi orang yang dermawan dan menjadikan hartanya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.