Mohon tunggu...
Melina Purnomo
Melina Purnomo Mohon Tunggu... FREELANCE WRITER -

i am a freelancer writer, musician and a financial consultant.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ada atau Tanpa Jendela, Itu Rumah Masing-masing

26 September 2017   18:15 Diperbarui: 26 September 2017   18:28 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita membaca judul filmnya apa yang pertama terbersit di dalam hati nurani kita masing-masing. Film yang sarat dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Bagaimana perbedaan yang sangat jelas terjadi di antara strata orang kaya dan orang yang tidak mampu. Yang harus membanting tulang nya di tiap harinya hanya untuk sesuap nasi di tiap harinya. Akankah setelah kita menonton film ini tindakan kita kepada orang yang membutuhkan uluran tangan kita masih tetap sama adanya. 

Penulis berharap tentunya tindakan dan mindset kita dapat sedikit demi sedikit di buka kan. Penulis juga menarik kesimpulan dari pesan moral yang sangat sarat di dapat dari film ini yaitu jangan membuat perbedaan yang berarti dari kita semua miskin dan kaya sudah seharusnya kita bergandengan tangan. Bahkan kita dapat menbantu kaum yang di bawah kita tanpa menginjak-nginjak martabat mereka. Dimana belum tentu keberadaan dari segi finansial yang kita yang lebih dari mereka ; mereka tidak ada apa-apa nya di banding kita. 

Pesan lain yang terkandung di dalam film ini yaitu bahwa bukan berarti kita sudah menjadi kaya dan kehidupan emosi dan kebutuhan yang lainnya sudah tercukupi. Lihat lebih jauh teman-teman pembaca yang budiman bahwa betapa kentalnya persahabatan antara Rara dan Aldo. Bukan berarti kekurangan aldo tidak dapat melakukan yang kurang dari anak-anak sebayanya. Mari kita lihat lebih dalam lagi pesan moral apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis kali ini.

Seperti sudah disinggung sebelumnya meskipun penulis sudah menonton nya entah sudah yang keberapa kalinya. Sepertinya tergerak dari hati penulis untuk membagikannya apa yang dirasakannya. Secara pribadi penulis ingin menyampaikan bahwa sudah saat nya kita jangan lagi memandang bulu atau memandang sebelah mata akan hal yang tidak perlu. 

Kedua keluarga yang sangat bertolak belakang adanya keluarga satunya yang di tunjukkan untuk judul dari film ini yaitu rumah tanpa jendela. Mari kita lebih seksama mengartikan dari judul film ini. Keluarga ini berlatar belakang dari strata masyarakat yang di bawah rata-rata adanya. Bahkan untuk membeli jendela alias penopang untuk rumah mereka sendiri saja mereka tidak mampu bagaimana mungkin keluarga yang seperti ini dapat kuat untuk menghadapi beratnya tekanan dari hari ke hari. 

Tetapi coba tengok lebih jelas lagi yang terjadi di dalam keluarga yang sangat sederhana yang satu dari antara mereka memberikan pencerahan bagi keluarga yang bertolak belakang. Keluarga ini berintikan tiga orang saja tidak lebih dan tidak kurang. Si nenek ; Rara anak kecil yang masih menempuh pendidikan di sekolah dasar dan ayah dari Rara yang diperankan cukup apik oleh bintang film dan mc kenamaan tanah air pertiwi kita yaitu Raffi Amad. Rumah mereka yang tanpa jendela apakah masih mereka dapat mencicipi yang nama nya kebahagiaan dan saling berbagi terhadap yang lainnya?

Keluarga ini sangatlah sederhana adanya ayah dari Rara di tiap harinya hanya berjualan barang-barang bekas yang kemudian di jual lagi hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari mereka untuk sesuap nasi. Tetapi lihat kembali perjuangan dari keluarga itu tidak sedikitpun dari mereka menampakkan keterpurukan dari kondisi yang mereka punyai tetapi yang ada mereka berusaha dan terus berusaha keras untuk menggapaiapa yang sudah mereka janjikan. 

Penulis mencoba menampilkan percakapan sederhana antara bapak dan anak nya. Dimana apakah benar bapaknya bisa membelikan jendela untuk rumah mereka bersama pastinya. Bapaknya hanya tersenyum penuh kemenangan dan tentunya di dalam hatinya yang paling dalam berusaha untuk tidak mengecewakan hati anak perempuan semata wayangnya. Yang ada dari ke hari belum muncul juga jendela untuk melindungi rumah mereka bersama dikarenakan di mana uang dari hasil menjual barang bekas laki-laki setengah baya itu tidak mencukupi untuk membeli jendela yang di minta oleh anak perempuan semata wayangnya. 

Tetapi rupa nya bapaknya tidak kehilangan akal untuk mendapatkan hati dari rara anak semata wayangnya itu. Dimana terlihat di suatu scene bahwa bapaknya menggambarkan beberapa buah jendela yang seakan nampak nyata untuk rumah mereka. Begitulah kira-kira gambaran yang terlihat nyata bahwa orang di bawah garis kemiskinan hanya bisa membuat hati mereka bahagia untuk menggapai apa yang menjadi cita-cita dan keingingan terbesar mereka. 

Bagaimana dengan kita sekalian yang sudah diberikan sebagaimana adanya oleh Yang Maha Kuasa berkat yang luar biasa apakah kita masih pantas untuk berkeluh kesah akan hal yang lebih dari mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan itu? Masihkah rumah yang anda tinggali tidak ada jendela-jendela yang melindungi tempat kalian untuk berteduh? Lihatlah sekeliling kita biar hati dan nurani kita lebih terbuka dan lebih banyak bersyukur dari pada berkeluh kesah. Semoga pastinya...

Apa yang menjadi permasalahan sentral di sini jika penulis melihat nya dengan lebih seksama yaitu meskipun aldo sahabat karib dari Rara tinggal di kelilingi rumah yang terlalu banyak jendelanya. Akan tetapi dengan keterbelakangan yang dimiliki oleh Aldo semata seperti nya ia tidak mendapat terlalu banyak perhatian yang khusus meskipun hanya seorang kakak perempuannya yang seakan selalu bersikap acuh tak acuh dan selalu emosional dan malu adanya untuk mengakui bahwa memang dia mempunyai seorang adik laki-laki yang berkebutuhan khusus. Yang ada kakak perempuannya ini selalu marah-marah dan tidak pernah menunjukkan kasih sayang nya kepada adik bungsunya ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun