Mohon tunggu...
muhammad badiul anwar
muhammad badiul anwar Mohon Tunggu... -

Conversion, software version 7.0 looking at life through the eyes of a tired hub eating seeds as a pastime activity the toxicity of our city, of our city Now, what do you own the world? how do you own disorder, disorder Now somewhere between the sacred silence Sacred silence and sleep somewhere, between the sacred silence and sleep disorder, disorder, disorder More wood for the fires, loud neighbours flashlight riveries caught in the headlights of a truck eating seeds as a pastime activity the toxicity of our city, of our city Now, what do you own the world? how do you own disorder, disorder Now somewhere between the sacred silence Sacred silence and sleep somewhere between the sacred silence and sleep

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pemuda dan Pendidikan dalam Perubahan Sosial

14 Oktober 2015   20:46 Diperbarui: 14 Oktober 2015   21:26 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMUDA DAN PENDIDIKAN DALAM PERUBAHAN SOSIAL

Jika kita berkaca pada kata pemuda maka yang ada di bayangan kita adalah kaum muda yang menentukan perubahan-perubahan bangsa di masa yang akan datang. Memang sejak zaman dahulu pemuda adalah sebuah symbol perubahan dalam suatu bangsa, itu bisa tercermin dalam kongres Sumpah Pemuda dengan menyatukan segala ideologi,suku,ras, dan agama ,maka akan terjadilah suatu perubahan besar yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia. Memang dalam sejarah sebelum Sumpah Pemuda terjadi kita hanya melihat perjuangan kedaerahan yang boleh dikatakan kurang berhasil dalam membuat perubahan dan rata-rata di latari rasa tertindas yang dilakukan oleh penjajah di setiap daerah, maka perjuangan mereka lebih kearah daerah. Jika hal itu masih di budayakan sampai sekarang maka yang terjadi adalah kurang maksimalnya sebuah perjuangan.

Dalam perjuangan pemuda di masa lampau tentunya tidak lepas dari peran para pemuda yang berpendidikan kedokteran, lalu muncul pertanyaan kenapa harus dokter? Bukankah yang seharusnya adalah pemuda dari golongan berpendidikan sosial. Maka yang ada jawabanya cuman dahulu kolonial Belanda hanya membangun sebuah sekolah tinggi untuk dokter, dan dokter juga dalam masa pengabdiannya juga terlibat langsung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di nusantara, ada sebuah pertanyaan muncul dalam benak saya, kenapa hanya membangun sekolah dokter? Dan rupanya pertanyaan itu akan terjawab dengan kapitalisasi perusahaan gula yang ada di jawa kekurangan tenaga kesehatan yang membantu lancarnya produksi pada pabrik gula, dalam mengobati karyawan pabrik gula ataupun kuli dalam pabrik gula yang saat iu sering terkena penyakit maka pemerintah Hindia Belanda mempunyai inisiatif membangun STOVIA.

Jika dikaitkan dengan pemuda, pendidikan sangatlah penting untuk membangun karakter berpikir seseorang maupun dalam segi pembangunan nasional, jika penulis  pernah sharing dengan teman penulisya yang temannya berada di luar negeri tentang pendidikan, pendidikan adalah salah satu aspek yang harus di penuhi oleh warga suatu negara, jika negara menerbitkan peraturan seperti itu maka sebagai konsekuensinya negara akan menggratiskan semua biaya pendidikan, coba lihat negara Jerman, pendidikan disana gratis apapun pendidikannya, hingga jurusan kesehatan dan kedokteran pun di gratiskan yang kalau di negara kita biayanya bisa dibelikan supercar.

Memang miris pendidikan di Indonesia semua serba mahal , pendidikan di negara kita kan sekarang menggunakan kualitas, ada harga ada kualitas, dan yang ada ketika mereka lulus untu beberapa oknum yang ada di lingkaran pemerintah dalam bidang apapun yang ada hanyalah pengembalian modal usaha ataupun mencari kembalian atas apa yang mereka bayar pada pendidikan yang mereka tempuh. Memang itu adala sebuah realitas yang memang miris sekali ketika kita mengetahuinya.

Kita pun sadar atas apa yang telah kita alami dan kita ketahui tentang pendidikan yang ada di Indonesia , dan memang sangat miris sekali, padahal dengan pendidikan yang tepat dan murah negara itu bisa maju dalam segi IPOLEKSOSBUDHANKAM (Ilmu,Pengetauan,Ekonomi,Sosial,Budaya,Pertahanan, dan Keamanan). Yakin kalau pendidikan bisa di jangkau mulai dari kalangan menengah ke bawah yang ada di Indonesia, maka tidak ada kesenjangan sosial, yang ada adalah rasa saling menghargai, persaingan sehat dan pintar, muncul intelektual peneliti, kaum berpendidikan, dan bisa dibayangkan makmur dan indahnya bangsa kita. Mungkin ini sebuah penghayalan atas realita yang ada, memang sebuah penghayalan atas kemakmuran yang memang harus di capai bangsa dan negara kita, bukan perpecahan.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun