Mohon tunggu...
Agung Fadhilah
Agung Fadhilah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengenali Seorang Kleptomania

14 Oktober 2014   22:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:02 2957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

10 Oktober lalu merupakan hari kesehatan mental dunia, dimana seluruh masyarakat dunia memperingati hari itu dengan berbagai macam aktivitas. Berbicara mengenai kesehatan mental, saya akan menguraikan salah satu gangguan mental yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat luas yaitu “kleptomania”. Berbicara mengenai kleptomania hal hal yang akan saya bahas dalam artikel kali ini ialah definisi kleptomania, ciri-ciri seorang kleptomania, penyebab dan cara mengatasi orang yang mengidap kleptomania. Kleptomania berasal dari dua kata yaitu “klepto” dan “mania”, dimana klepto memiliki arti mencuri dan mania adalah kegemaran yang berlebih. Selain itu, kleptomania juga termasuk gangguan mental yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri atau menimbun barang. Orang dengan kelainan seperti ini, mereka terdorong untuk mengambil barang-barang yang tidak memiliki harga tinggi, misal permen, sisir, gula, dll. Kleptomania pertama kali di akui di Amerika Serikat sebagai gangguan mental pada tahun 1960 dalam kasus Negara bagian di California oleh Douglas Jones.

Sebagian besar pengidap kleptomania di dominasi oleh perempuan dengan prosentase 62,5 sementara sisanya 37,5 persennya di derita oleh laki-laki, hal ini berdasarkan dari sebuah penelitian di Stanford University. Umumnya penderita kleptomania ini muncul pada usia puber dan ada yang sampai dewasa. Ada beberapa ciri-ciri seseorang tersebut bisa dikatakan sebagai seorang kleptomania, diantaranya :

1.Pengulangan mencuri benda-benda yang tidak dibutuhkan, dan biasanya setelah mencuri benda tersebut dibagikan kepada orang lain. Dan benda yang diambilnya tidaklah berharga

2.Peningkatan dorongan secara terus menerus sebelum mencuri, dan juga timbul perasaan senang ketika mencuri berhasil dilakukannya

3.Umumnya penderita mampu membeli barang yang di ambilnya dan biasanya ketika proses pengambilan atau pengutilan terjadi, hal ini tidak di dasari rasa balas dendam dan tidak pula disebabkan oleh delusi atau halusinasi

4.Penderita melakukan hal tersebut secara spontan dan tanpa strategi terlebih dahulu sehingga, ini akan menimbulkan jejak yang justru mengarah ke pelaku tunggal yaitu ia sendiri, pada saat sebelum mengambil barang pelaku akan merasa tegang dan setelah mengambil akan timbulperasaan lega dan senang

5.Si penderita tidak akan merasa bersalah setelah mengambil barang tersebut, bahkan ia berani mengenakannya didepan sang pemilik atau jika tidak ia akan menyembunyikannya

Penyebab terjadinya kleptomania sendiri bisa jadi merupakan kejadian traumatis atau kehilangan yang membuatnya terpukul, bentuk pemberontakan terhadap suatu system, kerusakan otak dan keracunan CO(karbon monoksida), gejala kleptomania cenderung tampak atau terjadi saat stress yang bermakna (kehilangan, perpisahan, akhir hubungan yang berarti). Selain itu hal yang menyebabkan seorang menjadi kleptomania bisa jadi dulu pada masa kecilnya ia kurang mendapat kasih sayang yang lebih dari kedua orang tuanya. Bisa jadi karena orang tuanya sering mengalami masalah, atau bisa juga orang tuanya kurang memberi fasilitas yang diminta sang anak karena masalah ekonomi. Akhirnya ketika sang anak memasuki masa puber ia akan melakukan hal tersebut untuk memenuhi kesenangannya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyakit kleptomania ini, diantaranya perlunya support dari kerabat terdekatnya untuk mengingatkan bahwa perbuatan yang dia lakukan adalah perbuatan yang tidak baik. Perlunya pemantapan iman dengan cara memberikan nasihat yang bercampur unsur agama, agar pelaku sadar bahwa perilakunya itu merupakan perilaku yang akan mendatangkan dosa bagi pelakunya. Karena kleptomania juga memiliki kesamaan dengan mencuri karena ia mengambil barang orang lain meskipun kejadiannya tanpa sadar dilakukan.

Disamping itu perlunya peran psikolog karena seperti kita ketahui bahwa remaja yang memasuki masa puber adalah masa masa dimana anak tersebut masih ingin mencoba sesuatu yang menurutnya baru agar ia kelak mendapatkan ‘reward’ atas apa yang telah di lakukannya. Seorang psikolog bisa mengarahkan perilakunya dan memberikan masukan-masukan positif agar ia tidak salah dalam usaha mencari jati diri. Dan yang terpenting dari semua adalah jangan sesekali kita menjudge seseorang dengan melabelling orang itu ketika ia berbuat salah. Karena orang yang berbuat salah sesungguhnya ingin untuk kembali baik, dan ia membutuhkan banyak masukan dan saran yang dapat mengembalikannya menjadi baik.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun