Di halte suasanya sepi.Hanya dua ibu-ibu berdiri di depan menunggu angkot sambil bercakap-cakap.Sedangkan Aku berdiri dibelakang menyibukkan diri sendiri, menengok sana sini,memperhatikan ini itu,lalu dengan tak sengaja aku melihat sebuah amplop berwarna biru yang terselip,..ya, terselip di batang besi dinding halte ini.
Dengan rasa penasaran aku mengambil amplop itu yang ternyata sampulnya terbuka bebas tidak memakai lem.Didalam amplop terdapat secarik kertas yang terlipat berwarna pink. Dan dalam sekejap aroma wangi menebar hidungku.kertasnya sungguh-sunguh  harum.
Benakku langsung mengasumsikan pada gadis yang dirundung cinta, Â menulis perasaan cintanya di kertas wangi, untuk diberikan kepada seorang pemuda.Namun tatkala sigadis sedang menunggu angkot di halte ini,Terjadilah suatu kejadian yang membuatnya mengurungkan niatnya.Malah justru menaruh amplop beserta isinya itu,di halte ini.Begitulah kira-kira tebakanku.
Masih memegang amplop,aku mulai memikirkan sekiranya perihal kejadian apa yang terjadi hingga sigadis membatalkan niatnya.
apakah mungkin mendadak ia memergoki sipemuda bermesraan dengan gadis lain disekitar halte tempatnya menunggu. Ataukah tiba-tiba ia mendapat panggilan handphone yang mengabarinya bahwa sipemuda telah bertunangan? Ya,mungkin saja.pikirku.
Kemudian satu lagi pertanyaan muncul dalam benakku, mengapa sigadis justru sengaja menyimpan suratnya di halte ini,ketika mengetahui cintanya telah bertepuk sebelah tangan?'kan dia bisa membuangnya ketempat sampah,atau membawanya pulang.
..mungkin sigadis (dalam hati kecilnya) berharap suatu hari sang pemuda menemukan dan membaca suratnya ini sehingga menyadari bahwa ada seorang gadis yang menyintainya,begitu pikirku.
Kini saatnya membaca surat ini setelah sekian lama aku terombang ambing pikiranku sendiri.
Kubaca isinya...uh?
" Kamu yang baca sungguh bodoh goblok mau saja dibohongi pake surat ini
 Dasar tolol,dungu,otak udang...dst...dst.'
Semua makian yang tak senonoh tertulis disana,satu halaman penuh caci maki.
Kepalan tanganku mengepal,wajahku langsung memerah,geram,sakit hati kena dikerjai orang iseng.
kuperhatikan sekeliling halte,tak ada orang lain. hanya dua ibu-ibu yang sedari tadi larut dalam perbincangan menunggu angkot.Mereka membelakangiku tak peduli.
Dengan marah kuambil secarik kertas dan pulpen dari ranselku,kutulis caci maki paling seram dan kotor.
hampir semua nama binatang kutulis disana, mulai dari monyet sampai badak. setelah itu kulipat,kumasukkan dalam amplop,kukembalikan ketempat semula.
Tak lama angkot tiba dan aku bertiga meninggalkan halte