Pemerintah kota Tanjungbalai, kini sedang giat giatnya untuk membenahi pulau Bususen yang terletak ditengah aliran sungai Asahan, untuk dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata dikota Tanjungbalai.
Ketika kota walikota Tanjungbalai dijabat oleh dr.H.Sutrisno Hadi SpoG (alm) pulau yang sempat menjadi persengketaan antara Pemerintah kota Tanjungbalai dengan Pemerintah Kabupaten Asahan, Â memang telah dirancang untuk dijadikan sebagai daerah wisata pantai di kota Tanjungbalai.
Sutrisno kala itu merangcang pembangunan pulau Bususen yang luasnya sekitar lebih kurang 6 Km itu, dilengkapi dengan berbagai fasilitas, mulai dari tempat bermain anak, Water Boom, panggung hiburan, sampai kepada gedung pertemuan, lapangan golop dan lapangan pesawat udara jenis kecil, dan lain sebagainya. Pendek kata jika melihat dari maket pembangunan pulau Bususen tersebut, layaknya sebuah mimpi.
Kenapa di katakan layaknya sebuah mimpi, jika mengingat besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Tanjungbalai, mustahil rasanya pulau Bususen dapat dikembangkan sebagai distinasi wisata, sesuai dengan mimpi yang ada pada sang walikota pada saat itu.
Pemerintah kota Tanjungbalaipun melakukan geriliya untuk mencarikan dana pembangunannya, dari berbagai pihak, termasuk untuk melobi para investor local, dalam negeri sampai investor asing yang memiliki keiinginan untuk membangun pulau Bususen tersebut.
Pembangunan pulau Bususen itupun dijual kepada para investor dibeberapa Negara Asean, seperti Malaysia, Singapura, Burunai Darussalam, sampai kepada investor  Filipina dan Thailand. Namun hasilnya nihil. Tidak satupun para investor yang dilobi memiliki minat untuk menanamkan investasinya dalam membangun pulau Bususen. Sampai berakhirnya masa jabatan Sutrisno sebagai Walikota Tanjungbalai dua Priode 2010, mimpi untuk membangun Pulau Bususen tidak terialisasi.
Terpilihnya DR H.Thamrin Munthe -- Rolel Harahab SE sebagai Walikota Tanjungbalai mimpi untuk membangun pulau Bususenpun seperti terkubur pada tiang lahat yang dalam. Lima tahun kepemimpinan Thamrin Munthe -- Rolel Harahab, gaung untuk membangun pulau Bususen tidak lagi terdengar, gaungnya bagaikan ditelan bumi.
Harapan masyarakat untuk mendulang rupiah dari pembangunan pulau Bususen menjadi hampa. Pada hal jika pembangunan pulau Bususen terujutkan, maka geliat prekonomian di kota Tanjungbalai akan hidup. Setidaknya pembangunan pulau Bususen sebagai daerah wisata akan menampung ratusan tenaga kerja.
Kemudian belum lagi jika operasional pulau Bususen sebagai daerah wisata dilakukan, tentu akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat kota Tanjungbalai. Sampan tambang (sampan kotak) yang pernah ada sebagai alat transportasi penyeberangan antara kota Tanjungbalai ke Desa Sungai Nangka Kecamatan Sungai Kepayang Timur Kabupaten Asahan sebelum dibangunnya jembatan Tanjungbalai Sungai Payang (Tabayang) yang membelah sungai Asahan dapat dihidupkan kembali sebagai alat transportasi untuk membawa pengunjung yang datang kepulau Bususen itu.
Disamping itu masyarakat tentu akan mendapat kesempatan, untuk menjalankan usaha perdagangan, berupa perdagangan home industry, makanan dan cendra mata kota Tanjungbalai, tentu tidak saja geliat ekonomi itu berada tertumpu dilingkaran pulau Bususen, tapi geliat prekonomian masyarakat akan tersebar secara merata dan dapat dirasakan oleh masyarakat dalam berbagai bidang, termasuk bidang transportasi becak bermisin, ojek, bus kota dan perhotelan.
Pulau Bususen Dan Gemerlapnya Lampu :