Mohon tunggu...
Widodo Surya Putra (Mas Ido)
Widodo Surya Putra (Mas Ido) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Arek Suroboyo | Redaktur renungan kristiani | Penggemar makanan Suroboyoan, sate Madura, dan sego Padang |Basketball Lovers & Fans Man United | IG @Widodo Suryaputra

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Nasib Olahraga Indonesia: Bangkit atau Semakin Terpuruk!

5 September 2017   17:10 Diperbarui: 5 September 2017   18:57 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kampanye INDONESIA BISA (AyoIndonesiaBisa/CLEAR)

KETIGA, kurangnya perhatian pada cabang olahraga (cabor) prestasi, khususnya cabor perorangan. Jika disuruh memilih, siaran cabor mana yang akan ditayangkan langsung oleh stasiun TV nasional, jika dalam waktu bersamaan ada lima final untuk cabor sepak bola, atletik, senam, angkat besi, dan bulu tangkis, cabor pertama dan terakhir tentu akan menjadi prioritas dan tiga cabor lainnya akan diabaikan. Hal yang sama untuk porsi berita di media cetak atau media online.

Simaklah di kolom berita bagian olahraga dari media cetak atau media online, lalu cermatilah perbandingan porsi berita sepak bola, basket, balap motor (mobil), bulu tangkis, dan beberapa cabor "tak populer" seperti atletik, senam, renang, catur, atau korfbal--ada yang belum tahu korfbal itu olahraga apa?

Anda akan menemukan porsi yang "njomplang" terutama jika cabor sepak bola dibandingkan dengan beberapa cabor lainnya. Jangankan cabor renang atau korfbal, untuk cabor basket pun saya pernah "ngelus dada" karena sukar sekali mencari beritanya, bahkan di media online sekelas detik.com dan juara.net, beritanya lumayan sepi! 

Sekadar ingin cek, sejauh mana Kompasianer mengetahui bahwa pada Sea Games 2017 lalu, Timnas Bola Basket Indonesia Putera berhasil meraih medali perak (kalah dari Thailand), sedangkan Timnas Bola Basket Indonesia Puteri mendapat perunggu setelah mengalahkan Singapura pada laga terakhir? Dugaan saya, tak banyak yang tahu, apalagi menonton pertandingannya. :-) 

Semoga jika evaluasi olahraga secara nasional dilakukan, upaya perbaikan dari sisi pemberitaan olahraga juga tak luput dari perhatian--apa harus para Kompasianers yang beraksi? :-)

MENCARI SOLUSI BERSAMA, BUKAN SALING TUDING DAN SALING MENYALAHKAN

Rencana Presiden Jokowi untuk melakukan evaluasi besar-besaran terkait merosotnya prestasi di Sea Games 2017 lalu patut didukung dan ditunggu hasil dan realisasi dari keputusan-keputusan yang akan diambil. Langkah Presiden sangat tepat, untuk mencari solusi yang terbaik bagi masa depan olahraga nasional. Tentu saja, akan ada pihak tertentu yang akan dimintai pertanggungjawaban, semisal dari Kemenpora, KONI, dan Satlak Prima, sebagai mitra pemerintah dalam urusan keolahragaan nasional.

Kita berharap dalam pertemuan tersebut akan muncul solusi-solusi kreatif, terukur, dan bisa segera diaplikasikan, bukan deretan dalih dan alibi mengenai kegagalan di Sea Games 2017, lalu saling menyalahkan antar lembaga sehingga keributan justru terjadi. Setelah itu, solusi demi solusi yang muncul dapat segera disosialisasikan, lalu diwujudkan menurut kebutuhan cabor masing-masing, juga melibatkan para pengurus di tingkat pusat hingga daerah.

Jika ada pimpinan lembaga yang harus dievaluasi kinerjanya, mundur atau diberhentikan dari jabatan rasanya bukanlah kebijakan yang tepat, karena kondisi yang kita alami sekarang adalah buah dari kurang bagusnya (buruknya) manajemen keolahragaan nasional selama ini. Mengapa? Karena, jika sistemnya tak kunjung diperbaiki dan sasaran hanya jangka pendek, maka siapa pun pelatihnya, siapa pun Menpora-nya atau siapa pun Ketua KONI-nya, bahkan siapa pun atletnya, prestasi olahraga kita di tingkat internasional masih akan jalan di tempat, bahkan semakin merosot!

Harapan saya, jika nantinya evaluasi dilakukan, hendaknya ditujukan untuk jangka panjang, minimal 10-20 tahun ke depan, bukan untuk "prestasi dadakan" pada ajang Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Siapakah yang berperan dalam mewujudkan harapan ini? Semuanya! Bahkan bagi saya, peran orangtua pun juga diperlukan, guna mendampingi dan mendukung putera-puterinya agar meraih prestasi setinggi mungkin dalam cabang olahraga yang disukai oleh mereka. 

Mari doakan bersama supaya "tragedi" Sea Games 2017 lalu benar-benar bisa menjadi blessing in disguise (berkah di balik tragedi) bagi bangsa kita. Ini waktunya perbaikan serius dilakukan, demi pulihnya dan tegaknya nama baik Indonesia di kancah internasional. Sekarang atau tidak sama sekali! Bangkit atau semakin terpuruk!

Salam olahraga.

-wsp-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun